www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya - Pusat Studi Literasi LPPM Unesa, menggelar sarasehan perlindungan anak dengan tema Literasi Berimbang dalam Pembelajaran pada Sabtu (06/06). Kali ini topik yang diangkat adalah “Membaca Terpandu dan Membaca Nyaring.” Sarasehan yang diisiarkan melalui telegram, zoom dan youtube diikuti lebih dari 1.400 peserta dari Aceh sampai Merauke dengan berbagai berprofesi seperti mahasiswa, dosen, siswa, guru, laboran, tendik, pustakawan, pendamping sosial, pengawas, pegiat literasi, kepala sekolah, ibu rumah tangga, dan banyak lagi.
Sarasehan yang dimoderatori Maryam Isnaini Damayanti S.Pd itu menghadirkan dua narasumber. Mereka adalah Prof. Dr. Lies Amin Lestari, M.A, M.Pd (guru besar dari jurusan Bahasa Inggris FBS Unesa), dan Fafi Inayatillah, S.Pd, M.Pd. (Dosen S1 jurusanBahasa dan Sastra Indonesia FBS Unesa).
Ketua Pusat Studi Literasi Unesa Prof. Dr. Kisyani,M.Hum menyampaikan bahwa bulan Juni dalam rangka memeringati hari perlindungan anak internasional 2020 di masa pandemi covid -19 akan digelar sarasehan daring sebanyak 4 kali. yakni pada tanggal 6, 13,20,dan 27 Juni 2020 setiap pukul 10.00-12.00 WIB.
“Pada Seri Sarasehan ini dilengkapi dengan aplikasi Takarir Auto Translate Webcam dalam Bahasa Inggris karya bapak Alim Sumarno yang diujicobakan untuk publik untuk memfasilitasi peserta dari luar negeri,” terang Kisyani.
Rektor Unesa, Prof. Dr. H. Nurhasan, M.Kes dalam kata sambutannya saat membuka acara menyampaikan bahwa Unesa merupakan salah satu kampus yang memeroleh hibah untuk mengimplementasikan literasi seimbang dari departemen pemerintahan Australia.
“Literasi ini memberikan pendampingan selama 10 bulan. Walaupun hibah literasi ini telah usai,Unesa tetap akan berkomitmen menjadi pioner dalam kajian dan pendampingan literasi, salah satunya dengan melakukan kegiatan sarasehan daring ini,” terang rektor.
Prof. Dr. Lies Amin Lestari, M.A, M.Pd yang menyampaikan materi membaca nyaring mengatakan bahwa apabila orang tua ingin anaknya cerdas, maka harus mau membaca untuk mereka sebagai pengenalan sejak usia dini.
Ia mengatakan, seharusnya membaca nyaring menjadi bagian dari pembelajaran rutin bagi anak. Dengan rutin membaca nyaring untuk anak, hal ituakan meningkatkan kemampuan membaca, menulis, berbicara dan bahkan dapat meningkatkan kemampuan akademiknya.
Sementara itu, Fafi Inayatillah, S.Pd, M.Pd yang menyampaikan materi membaca terpandu mengatakan bahwa membaca terpandu merupakan fasilitas pembelajaran anak-anak didalam kelas. Dengan adanya membaca terpandu, anak yang kurang dalam membaca bisa terfasilitasi.
“Menekan keterampilan membaca , melibatkan anak dalam percakapan untuk mengaktifkan pengetahuan dan bertindak sebagai pemandu dengan jalan ‘scaffolding’ yaitu menuntun seperlunya dan melepas perlahan-lahan,” ungkap Fafi Inayatillah. (fikri/sir)
Share It On: