
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya-Mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya mengikuti dua kompetisi tingkat nasional sekaligus pada Minggu (4/7/2021). Kompetisi pertama yakni LKTIM Chemistry Fun Days 2021 yang diselenggarakan Universitas Padjajaran. Dari UNESA, diikuti oleh tim yang beranggotakan tiga mahasiswa. Mereka adalah Iqbal Ainur Rizki, Isna Zakhiyah, dan Hanan Zaki Alhusni.
Pada kesempatan itu, tim yang merupakan bimbingan Nugrahani Primary Putri, S.Si., M.Si itu mengusung dan memperesentasikan karya dengan tema “Hydrodynamics: Inovasi Teknologi Water Splitting Air Hujan Menjadi Gas Hidrogen Berbasis Nanopartikel TiO2 sebagai Sumber Energi Masa Depan”.
Salah satu anggota tim tersebut, Iqbal Ainur Rizki mengatakan bahwa lewat karya tersebut mereka ingin menghadirkan inovasi dalam menjawab persoalan energi rumah tangga di tengah masyarakat. Ia melanjutkan bahwa masalah energi, khususnya energi rumah tangga, di Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus.
Dia mengutip data dari Kementerian ESDM menunjukkan bahwa sekitar 70% kebutuhan LPG nasional masih diimpor dan menjadi beban negara. Diperkirakan kebutuhan LPG domestik pada 2022 mencapai 10.27 juta ton. Sedangkan produksinya hanya 1.97 juta ton. Data tersebut menunjukkan bahwa masalah sektor energi rumah tangga menjadi masalah yang urgent untuk segera diselesaikan. Salah satu solusinya yakni lewat gas hydrogen yang memiliki keunggulan nilai kalornya hampir tiga kali lipat dari LPG dan pembakarannya pun ramah lingkungan.
Gas hidrogen dapat dihasilkan melalui proses water splitting, khususnya air hujan. “Karena Indonesia kan termasuk negara dengan curah hujan yang cukup tinggi mencapai 3.000 mm/tahun. Sehingga kami mengajukan karya tentang penghasil energi dari air hujan,” tandasnya. Atas karya tersebut, Iqbal dan dua rekannya mendapat penghargaan sebagai Best Innovation.
Pada hari yang sama, tim UNESA beranggotakan Iqbal Ainur Rizki, Isna Zakhiyah, dan Fajriatul Mufarriha Sunni mengikuti kompetisi kedua, yakni International Invention Competition for Young Moslem Scientist (IICYMS) 2021 yang diselenggarakan atas kerja sama antara IYSA (Indonesian Young Scientist Association) dengan UIN Sunan Gunung Jati Bandung.
Tim besutan Lydia Rohmawati, M.Si itu mengajukan karya tentang “Optimization of Milkfish (Chanos chanos) Bone Waste in Making Zinc-Carbon Batterries in Kalanganyar Village, Sidoarjo Regency” atau tentang pemanfaatan limbah tulang ikan bandeng menjadi baterai Zn-C ramah lingkungan.
Iqbal, ketua tim mengatakan bahwa karya itu berawal dari keresahan mereka terhadap banyaknya limbah tulang ikan bandeng sisa olahan masyarakat. Terkadang limbah tulang dan duri ikan itu tidak terbuang dengan baik, jurstru banyak tercecer begitu saja di jalan. Ternyata, lanjutnya, limbah duri dan tulang ikan bandeng memiliki kandungan kalsium yang tinggi hingga 39,24%.
Kalsium tersebut merupakan salah satu senyawa dengan potensial sel tinggi, yaitu -2,87 V. “Sehingga kami manfaatkan limbah tulang ikan bandeng tersebut menjadi pengisi elektrolit baterai Zinc-carbon,” katanya. “Studi ini masih studi awal dan masih ada kekurangan tentunya, karena itu akan terus diteliti dan dikembangkan lebih lanjut,” tutur mahasiswa angkatan 2019 itu.
Dalam kompetisi penemuan internasional terbesar di Indonesia itu, mereka mendapatkan medali emas pada kategori pure science chemistry tingkat universitas sekaligus memperoleh Rector UIN Sunan Gunung Jati Award. “Saya mewakili kelompok menyampaikan terima kasih kepada para dosen pembimbing, pihak universitas, para dosen dan teman-teman lain yang ikut serta mendukung dan mendoakan kami. Semoga ini bisa menjadi motivasi untuk kita bersama untuk terus mengukir prestasi dalam mewujudkan UNESA satu langkah di depan,” ucapnya.
Nugrahani Primary Putri, S.Si., M.Si selaku pembimbing tim pada ajang LKTIM Chemistry Fun Days 2021 mengapresiasi atas semangat, kerja keras dan dedikasi mahasiswa hingga menghasilkan karya-karya inovatif dan dihargai serta diapresiasi banyak pihak dalam berbagai kompetisi. Menurutnya, mahasiswa memang harus punya rasa ingin tahu, peduli dan sensitivitas dalam melihat permasalahan yang ada di tengah masyarakat.
Kemudian mampu menjawab persoalan itu secara kreatif dan inovatif, lalu mampu mengeksekusi hingga ide dan karya itu benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. “Mereka (mahasiswa bimbingannya, red) memang anak yang aktif dan sering ikut lomba. Semoga tetap semangat dan menjadi semangat buat yang lainnya dalam berkarya, berinovasi dan mengukir prestasi,” harapnya. (Humas Unesa)
Share It On: