www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Tiga mahasiswa disabilitas Universitas Negeri Surabaya (UNESA) berhasil merampungkan studi periode ini. Mereka mengikuti wisuda ke-103 dan 104 yang berlangsung di Graha Unesa pada 16-17 November 2022. Salah satu lulusan disabilitas itu adalah Tutik Muliani dari jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang meraih predikat pujian atau cumlaude.
Selama kuliah, perempuan tunanetra ini aktif di kegiatan kampus dan menjadi aktivis disabilitas. Dia sering mengisi acara disabilitas entah itu sebagai pemateri atau moderator. Prestasinya juga banyak. Pun sebelum wisuda sudah mengajar di salah satu SLB di Probolinggo.
www.unesa.ac.id
Saat pemindahan tali toga di atas panggung, setelah ditanya rektor UNESA, Muliani menyampaikan keinginannya untuk lanjut studi ke jenjang S-2. Tak terduga, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., mengapresiasi perjuangan Muliani dengan memberikannya beasiswa kuliah S-2 gratis sampai lulus di UNESA.
"Ini lulusan keren. Bisa menjadi contoh buat yang lain. Semangat dan pantang menyerah,” ucap Cak Hasan. Apresiasi ini, lanjutnya merupakan komitmen UNESA sebagai kampus yang ramah disabilitas.
"Kita ingin menjadi kampus yang makin peduli dan ramah dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua. Harapannya tidak hanya UNESA, tetapi kampus atau lembaga lain bisa memberikan apresiasi atau kesempatan yang sama kepada penyandang disabilitas," tutur Cak Hasan.
Apa kunci sukses Muliani bisa lulus dengan predikat bagus? Pertama, dukungan orang tua menjadi penting untuk mengarungi kehidupan kampus dengan sederet tantangannya. Kedua, optimis dan bangkit ketika jatuh. Ketiga, memiliki tujuan dan target hidup.
"Sejak awal, kuliah ini tujuannya apa harus ditentukan. Agar fokus dan terarah. Dengan tujuan juga, kita bisa semakin termotivasi untuk meraihnya," bebernya usai prosesi wisuda.
Bagi Muliani, tidak ada kata menyerah dalam hidup. Semua manusia terlahir dengan potensinya masing-masing. Nah, tugas setiap orang adalah bagaimana memanfaatkan waktu untuk mengoptimalkan potensi itu.
"Saya memilih mengembangkan diri di UNESA, karena di sini memang terkenal ramah disabilitas. Sejak awal sampai saya wisuda didampingi terus sama volunteer di PLB. Sarana dan prasarana sudah bagus dan sangat mendukung. Jadinya tidak ada hambatan yang berarti selama kuliah di sini," ungkapnya.
Penyandang disabilitas lain yang berhasil lulus adalah Alvian Herry Prayoga. Pria penyandang autis ini jugas asli Surabaya dan berhasil lulus di prodi Tata Boga. Dia memilih prodi tersebut agar bisa membantu kembangkan usaha orang tuanya, kue pastry.
Alumni SMK 8 Surabaya ini bercita-cita menjadi chef dan setelah wisuda mau fokus membantu mengembangkan usaha orang tuanya yang berlokasi di Rungkut. "Saya mau fokus kerja bantu Mama," ucap putra dari Herlin Susanti dan Imam Fery tersebut. [HUMAS UNESA]
Penulis: Riska Umami/M. Azhar/Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas Unesa.
Share It On: