Hasil akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sudah dirilis. Tak semua PT mendapatkan hasil paling maksimal alias A. Meski demikian, hasil tersebut langsung direspons oleh PT, khususnya perguruan tinggi negeri (PTN). PTN Surabaya yang kemarin (20/3) telah mengantongi hasil akreditasi adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa). ITS mendapatkan nilai A (sangat baik), sedangkan Unesa B (baik). Hasil itu berlaku untuk jangka waktu lima tahun. Universitas Airlangga hingga kemarin menyatakan belum menerima hasil akreditasi tersebut. Pembantu Rektor I ITS Arif Djunaidy mengatakan berbahagia mendapatkan hasil tersebut. "Itu adalah hasil kerja keras seluruh warga ITS. Mulai dosen, mahasiswa, dan karyawan," ungkapnya. Terdapat 15 kriteria yang ditetapkan oleh BAN-PT dalam penilaian institusi tersebut. Di antaranya, pemilihan pemimpin yang demokratis, rencana strategis PT, sosialisasi rencana strategis, sistem monitoring, evaluasi yang mapan, sumber daya manusia (SDM), publikasi, dan penelitian. Menurut Arif, poin-poin itu sejauh ini sudah dilakukan oleh ITS dengan maksimal. Namun, kampus tersebut akan terus memperbaiki diri, terutama pada tiga poin yang dirasa masih perlu dibenahi. Tiga poin itu adalah SDM, publikasi, dan penelitian. Kriteria penilaian SDM terletak pada faktor dosen. Persentase jumlah dosen yang sudah doktor dan guru besar amat menentukan. Seharusnya, kampus memiliki 30 persen dosen yang sudah doktor dari total jumlah dosen yang ada. "Untuk guru besar, minimal harus 20 persen dari jumlah dosen yang ada," sambungnya. Untuk jumlah itu, ITS masih belum memenuhi. Begitu juga publikasi. Termasuk di dalamnya, penulisan dosen yang diterbitkan untuk referensi tingkat nasional dan internasional. "Tulisan dosen di buku-buku referensi bertaraf nasional saja hingga kini masih rendah," katanya. Sementara itu, Unesa harus puas mendapatkan akreditasi B. Menurut Rektor Unesa Prof Dr Haris Supratno, akreditasi B tersebut memang harapan Unesa sejak awal. "Idealnya memang A. Tapi, kami memang berharap B," jelasnya kemarin. Menurut dia, apabila terakreditasi A, Unesa akan bersaing ketat dengan kampus-kampus mapan semacam UGM, ITB, ITS, atau Unair. "Sejak dulu, kampus-kampus tersebut memang bukan saingan kami," terangnya. Menurut dia, Unesa memang layak sejajar dengan PTN yang merangkap sebagai lembaga pendidik dan tenaga kependidikan (LPTK) semacam Universitas Jember, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, dan Universitas Negeri Semarang. Haris menyadari bahwa sumber daya manusia di Unesa masih kalah dengan berbagai PTN ternama. Untuk itu, dia memprogramkan menyekolahkan semua dosennya. "Berapa pun biayanya, kami akan tanggung," ucapnya. Dari segi fasilitas, kampus tersebut juga masih kalah peringkat. Sementara itu, penyediaan kelengkapan universitas tersebut bergantung pada kondisi keuangan negara. Yang jelas, dalam lima tahun ke depan, PTN yang berkantor pusat di Jalan Ketintang itu baru benar-benar menargetkan akreditasi A. Pembantu Rektor I Unesa Budi Jatmiko mengiyakan pendapat pimpinannya tersebut. Menurut dia, dengan akreditasi B, PTN pendidikan itu akan mudah bersaing dalam perebutan dana hibah. "Saingan kami tentu tidak terlalu berat," terangnya. Meski demikian, semua hasil akreditasi yang diperoleh tersebut mengarah ke A. "Hasilnya, semuanya jelas mengarah ke akreditasi A. Itu isyarat baik bagi kami," jelasnya. (ara/git/nw) Sumber : www.jawapos.com