www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya—Ada peribahasa memaparkan champions aren't born they are made. Begitu juga tim ‘Sunrise Disana’ yang berhasil menyabet juara 1 lomba Nasional Balsa Bridge Challenge di Universitas Muhammadiah Surakarta, Kamis (10/08).
Lintang selaku ketua tim mengatakan banyak kendala hadapi mulai dari proses seleksi lomba. Pertama mereka perlu mencari konstruksi jembatan yang tepat untuk lolos seleksi. Selanjutnya membuat miniatur jembatan berdasarkan trial & error dengan dikontrol aplikasi SAP2000.
Miniatur jembatan mereka diklaim dapat menahan beban 35 kg atau sekitar 1200 kali berat sendiri jembatan “Kita membuat 5 miniatur jembatan untuk dicoba, lalu dipilih mana yang paling kuat. Saat seleksi kita menggunakan struktur jembatan rangka atas. Dengan berat jembatan hanya 28,9 gram, miniatur tersebut dapat menahan beban terpusat hingga 35 kg” terang Lintang.
Menurut Lintang saat final di Hartono Mall, mereka diharuskan mengerjakan miniatur jembatan rangka bawah selama 5 jam. Dengan menggunakan bahan kayu balsa dimensi 3 mm x 4 mm x 1 meter dan lem G.
Selain itu mereka juga wajib membuat deskripsi jembatan. Penilaiannya didasarkan pada efesiensi bahan 10%, pembebanan 65%, dan deskripsi/portofolio 25%.
Saat final mereka masih mengalami kendala. Agung menjelaskan kayu balsa yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Pasalnya 14 kayu balsa yang disediakan panitia semuanya adalah kayu keras yang berat, “Padahal untuk memenuhi spesifikasi berat miniatur tidak boleh lebih dari 30 gram. Solusinya kami amplas sehingga berat jembatan memenuhi,” terang Agung.
Hasilnya, mereka mampu membuat miniatur jembatan dengan dimensi panjang 53 cm, lebar 8 cm, tinggi 6,5 cm yang beratnya tidak lebih dari 30 gram. Selain itu miniature tersebut mampu menahan beban bergerak hingga 20 kg dan mengalahkan tim yang lain. (Emir)
Share It On: