Itulah petikan cerita untuk menggambarkan betapa kompleksitasnya permasalahan guru di Indonesia yang dipaparkan oleh Martadi MSN di Seminar Nasional dalam acara Reuni Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni IKIP Surabaya (29/6). Selain menghadirkan Martadi selaku Tim PPG Pusat Dikti, acara temu kangen yang digelar di Gedung Sawunggaling kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya tersebut juga menghadirkan praktisi guru seni yaitu Drs. Kasmuri. Keduanya membahas mengenai "Tantangan dan Arah Kebijakan Profesionalisme Guru Masa Depan". Seperti yang diketahui bersama bahwa saat ini untuk menjadi seorang guru sangatlah mudah. Namun ditahun 2014 nanti, seorang guru boleh mengajar jika sudah memiliki gelar S1 dan telah mengikuti PPG, ditambah dengan kuotanya yang akan disesuaikan dengan kebutuhan guru itu sendiri.
Masa depan adalah masanya industri kreatif, hal ini merupakan kabar gembira bagi seluruh mahasiswa dan alumni Sendratasik, karena garapan dari seni budaya adalah industri kreatif. Industri kreatif akan menggerakan masa depan. Inilah kunci yang harus dikembangkan. seni tari, seni musik, dan seni drama, tidak semua guru menguasai ketiga hal tersebut, padahal di lapangan penggabungan ketiganya dibutuhkan. Sehingga disarankan, guru tidak hanya sekedar mengajarkan ketrampilan saja, tetapi juga mampu menjadi inspirasi.
Banyak peluang yang belum terwujud dalam sistem pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah mengenai upaya perwujudan sekolah berdasarkan multiple intelligence. Selama ini di Indonesia, multiple intelligence kurang mendapat perhatian. Setiap anak pasti memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, sayangnya pengukuran kecerdasan seseorang dilakukan dengan cara yang sama. Ini seharusnya menjadi peluang bagi para guru dan lulusan seni tari Unesa untuk mewujudkan sekolah berbasis kecerdasan dibidang musik dan kinestetik.
Acara reuni yang dihadiri oleh alumni IKIP angkatan 1981-1995 tersebut sebagian besar berprofesi sebagai seorang guru, sehingga sengaja ditambahkan konsep seminar nasional agar manfaat dari reuni tidak hanya sekedar kumpul bersama teman lama, namun juga mendapatkan sesuatu hal yang sangat bermanfaat. Yuni, salah satu alumni angkatan 1988 mengaku senang, "Saya senang karena bisa sharing bersama dengan teman-teman lama, kekeluargaan yang sempat dibangun ketika dibangku perkuliahan seakan tumbuh kembali," kenang wanita yang sekarang berprofesi sebagai seorang guru di SMP Negeri 3 Madiun tersebut. Para alumni Seni Tari IKIP banyak yang menjadi guru serta pengusaha. Acara ini diharapkan dapat menjembatani antara jurusan Sendratasik Unesa dengan para alumni IKIP Surabaya untuk menjalani kerjasama, "Kami berusaha mengkorelasikan pekerjaan teman-teman alumni dengan mata kuliah yang diajarkan dalam Jurusan Sendratasik, ini semua demi kemajuan Sendratasik Unesa," ungkap Dr. Tri Sakti M.Si , selaku ketua pelaksana. [Ema Septiana_Humas]
Share It On: