Lomba ketangkasan berbahasa Mandarin (汉语桥 Chinese Bridge) tahunan hadir kembali. Tahun ini Unesa menurunkan 11 mahasiswa untuk mengikuti babak penyisihan tingkat Provinsi Jawa Timur di Universitas Negeri Malang (UM). Penampilan yang mereka bawakan beragam. Mulai dari wushu, menari, bernyanyi, mendongeng, membaca puisi hingga seni menggunting kertas. Hari pertama (12/4/2014) para peserta mengikuti ujian tulis terlebih dahulu. Ujian dimulai sekitar pukul 06.30 WIB. Soal-soal ujiannya meliputi pengetahuan peserta tentang China, seperti: budaya, linguistik, sastra, politik, dan hiburan. Hari kedua (13/4/2014) para peserta mengikuti lomba pidato, tanya-jawab tentang pengetahuan seputar China, dan unjuk kebolehan. Acara yang paling seru adalah unjuk kebolehan. Rasa tegang sudah tidak begitu menyelimuti para peserta. Walaupun beberapa ada kesalahan teknis dari musik, mic, dan lainnya, tapi 11 mahasiswa Unesa tetap berusaha tampil percaya diri. Alhasil, para penonton turut bernyanyi dan kagum dengan penampilan yang dibawakan para peserta. Dalam kompetisi tahunan tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Hanban / Confucius Institute Headquarters (Badan Afiliasi Kementerian Pendidikan China yang berperan dalam pengajaran Bahasa Mandarin di seluruh dunia) tahun ini, mahasiswa Unesa semester 6 menjadi juara III. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin itu bernama Choirun Nisa. Mahasiswa tingkat III ini sangat bahagia karena tahun lalu dia tidak menang dan sekarang menang. Jangan putus asa memang tepat menjadi mottonya. "Memang benar pepatah kegagalan adalah kunci dari keberhasilan. Dulu saya tidak juara, tapi tahun ini saya mendapatkan juara tiga. Bulan depan saya akan mewakili Unesa dan Jawa Timur di tingkat Nasional, doakan menang juga ya!" ujar mahasiswa yang memiliki nama mandarin 白玉 (Bai Yu) sambil menggenggam erat piala juara tiganya. Dosen pembimbingnya sangat bahagia karena mahasiswa yang dibimbingnya selama persiapan lomba mendapatakan juara. "Bagi yang tidak menang, jangan berkecil hati. Buatlah ini sebagai pengalaman kalian untuk menunjukkan yang lebih baik lagi ke depan," pesan dosen yang akrab disapa 温老师 (Wen laoshi) ini. Ada 9 mahasiswa tingkat II Unesa yang mengikuti perlombaan tidak juara, tapi mereka pantang menyerah. Beberapa dari mereka ingin sekali mengikuti kompetensi ini lagi tahun depan."Tidak juara, ya tidak apa-apa, mungkin inilah ukuran ketangkasan bahasa Mandarin saya," ujar mahasiswa semester 4 yang akrab disapa Awan. "Ya setidaknya sertifikatnya bisa menjadi tiket menuju ke China," tambahnya sambil tertawa. (Ayu/Byu)