www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Salah satu tuntutan Mata kuliah Meeting, Invention, Convention, and Exhibition (MICE) prodi Ilmu Komunikasi (Ikom), Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) yang harus dilakukan mahasiswa akhir semester yaitu menyelenggarakan kegiatan. Karena itulah, mahasiswa Ikom mengadakan Jatiwara Festival bertajuk “Jelajah Warisan Budaya” di Gelanggang Remaja Surabaya pada Sabtu, 16 Desember 2023.
Dalam acara tersebut, mahasiswa Ikom bekerja sama dengan pihak Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Provinsi Jawa Timur dan Persatuan Olahraga Tradisional Indonesia (PORTINA) Provinsi Jawa Timur.
Jatiwara Festival menyuguhkan berbagai lomba dan kegiatan permainan tradisional. Ada kstaria dolanan yang merupakan lomba permainan tradisional hadang untuk tingkat SD se-Surabaya.
Ada juga pojok dolanan berupa pameran interaktif berisikan berbagai macam permainan khas Indonesia, seperti terompah panjang, dakon, egrang batok, dan masih banyak lagi. Di sekitar lokasi acara juga tersedia stand bazar UMKM.
Jatiwara Festival bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan apresiasi masyarakat terhadap kesenian tradisional Indonesia. Selain itu, mengenalkan ragam permainan tradisional bangsa Indonesia kepada pelajar Surabaya.
Kegiatan ini dibuka dengan pemotongan pita oleh Ir. Biasworo Adisuyanto Aka, MM selaku wakil ketua I Portina Jawa timur dan Heru. SIP. Info. S.H.,M.H selaku Komisi olahraga Tradisional Kreasi Budaya KORMI Jawa Timur.
Sementara dari UNESA dihadiri dosen pengampu, Putri Aisyiyah Rachma Dewi, S.Sos., M.Med.Kom dan Vinda Maya Setianingrum, S.Sos., M.A. Kegiatan ini turut dihadiri Kasiyata Manajemen yang menampilkan tari remo sebagai pembuka.
www.unesa.ac.id
Auliya Fillah sebagai general manager Jatiwara Festival mengatakan bahwa di tengah gempuran teknologi dan permainan modern membuat eksistensi permainan tradisional perlahan hilang dari dunia anak-anak dan pelajar.
“Permainan tradisional tidak hanya soal dunia anak-anak atau remaja, tetapi juga berkaitan dengan kekayaan budaya bangsa yang memiliki berbagai nilai tersendiri di dalamnya. Itu yang ingin kita wariskan kepada peserta,” ucapnya.
Dalam sambutannya dosen pengampu, Putri Aisyiyah Rachma Dewi menyatakan bahwa kegiatan Jatiwara Festival dapat menjadi sebuah jembatan untuk menghidupkan kembali budaya nenek moyang. “Mari kita hidupkan kembali budaya nenek moyang dan nilai luhur bangsa Indonesia,” tutupnya.
Kompetisi permainan tradisional ini diikuti tim yang datang dari berbagai SD se- Surabaya. Mereka hadir lengkap dengan membawa pendukungnya masing-masing. Suara dukungan menggelegar di lokasi, bahkan terdengar dari luar stadion.
Pada kstaria dolanan digelar dalam empat babak yang diikuti 24 tim. Juara 1 diraih Mulyorejo Club Tradisional (MCT) tim A. Juara 2 diraih tim SDN Sidotopo Wetan 5. Juara 3 oleh SDN Pegirian II dan harapan 1 diraih SDN Hang Tuah I Surabaya. Sementara untuk suporter terbaik yang diraih MCT tim A. Acara puncak ditutup dengan pertunjukkan teater dari Teater Q yang membawakan cerita rakyat Malin Kundang.[]
Foto : Dokumentasi foto tim Jatiwara
Share It On: