Kamis, 28 Agustus 2008 merupakan hari yang penuh kebahagian bagi Dr. Udjang Pairin M. Basir, M.Pd., dan Dr. Nani Sunarni, MA. Mulai kemarin keduanya berhak menyandang gelar doktor dengan predikat Pujian/Cumlaude, dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra di Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Keduanya merupakan doktor ke-7 dan ke-8 prodi S3 Pendidikan Bahasa & Sastra PPs Unesa. Sampai sekarang Program Pascasarjana Unesa telah meluluskan 47 doktor. Ruang auditorium PPs Unesa penuh oleh undangan. Tampak hadir tenaga pengajar PPs Unesa duduk di kursi undangan berbaur dengan undangan lain. Pada ujian pertama Drs. Udjang Pairin, M.Pd., memaparkan disertasi dengan judul: Bahasa Dalang Ki Enthus Susmono Dalam Pagelaran Wayang Kulit Purwa . Para penguji terdiri dari: Prof. Dr. Prabowo, M.Pd., Prof. Dr. Abas A. Badib, MA, Prof. Dr. Soekemi, MA., Prof. Dr. M. Sri Samiati T., Dr. Irine Risakotta, Prof. Dr Setya Yuwana. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bahasa pedalangan Ki Enthus Susmono ditinjau dari aspek sosiolinguistik, sebab aspek bahasa sebagai media ekspresi seninya demikian variatif. Pada saat ujian promovendus memperagakan dhalang, dengan suluk dan dialog tokoh. Penonton pun tersenyum dan bertepuk tangan. Kenapa Dhalang itu istrinya lebih dari satu , tanya dewan penguji. Itu merupakan hukum alam, . ., jawab doktor yang juga dosen di FBS Unesa. Saya sangat bangga dengan doktor Udjang yang belajar tentang Jawa di Jawa. Karena kebanyakan peneliti Jawa belajar di Belanda maupun di Astralia, puji Prof. Abbas. Istri tercinta, Dyah Ermawati W, S.Pd., yang semula tampak serius mengikuti jalannya ujian, tersenyum penuh haru setelah suaminya dinyatakan lulus dengan predikat Cumlaude. Keempat putra yang selalu disisinya saling berpelukan. Pada ujian yang kedua, tampil Dra. Nani Sunarni, MA., dengan judul disertasi: Tindak Tutur Penolakan Dalam Bahasa Jepang. Para penguji terdiri dari: Prof. Dr. Prabowo, M.Pd., Prof. Dr. Abas A. Badib, MA, Prof. Drs. Djojok Suparjo, Prof. Dr. M. Sri Samiati T., Dr. Irine Risakotta, Drs. Nandang Rahmat, MA., Ph.D. Penelitian ini bertujuan mengkaji tindak tutur penolakan dalam bahasa Jepang yang difokuskan pada tindak tutur penolakan atas permintaan berdasarkan gender dan usia. Nilai-nilai filosofis tindak tutur penolakan dalam bahasa Jepang, yaitu tindak tutur penolakan dapat dicapai melalui keharmonisan dengan menjaga tuturan dan tindakan. Pada saat ujian dua dari dewan penguji bertanya dengan bahasa Jepang, maka promovendus pun menjawab dengan bahasa Jepang dengan lancar. Penonton tersenyum-senyum dan memberi aplous panjang. Saya sudah membuat buku: Pembelajaran Tindak Tutur Penolakan dalam Bahasa Jepang. Mudah-mudahan buku ini sangat bermanfaat, ujar doktor yang juga sebagai dosen Unpaj Bandung. Syukur Alhamdulillah, saya dapat menyelesaikan disertasi ini. Saya tidak akan berhenti untuk belajar dan menulis, lanjut ibu empat anak ini. Terima kasih juga untuk anak-anak, suamiku, Soni Acdiat yang rela datang dari Bandung khusus untuk mendampinginya. Selamat doktor! Sumber: www.pascaunesa.ac.id