Jajaran pimpinan UNESA dan Kemensos bahas evaluasi kerja sama pelatihan disabilitas.
Unesa.ac.id, SURABAYA--Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng Universitas Negeri Surabaya (UNESA) untuk melakukan evaluasi pelatihan penanganan disabilitas secara inklusif, holistik, dan integratif SDM Kesejahteraan Sosial pada Minggu, 28 Juli 2024 di Gedung Rektorat Kampus 2 Lidah Wetan.
Rektor UNESA, Nurhasan, menyatakan bahwa sebagai kampus yang memiliki keunggulan di bidang disabilitas, UNESA terus mendukung penuh program pemberdayaan disabilitas di Indonesia. Terutama program yang berfokus pada peningkatan kompetensi warga disabilitas.
Menurut profesor ilmu keolahragaan UNESA itu, program ini benar-benar diprioritaskan demi mewujudkan kemajuan SDM disabilitas yang semakin berkualitas. Dengan dibarengi dukungan dan dorongan dari Kementerian Sosial (Kemensos), besar harapan agar penanganan disabilitas dapat dijalankan by system.
“Semoga SDM disabilitas bisa mewarnai Indonesia Emas 2045,” ucap pria yang akrab disapa Cak Hasan itu.
Rektor UNESA bersama tim kemensos tekankan sejumlah tujuan penting pelatihan sebagai upaya pemberdayaan dan kemandirian kelompok disabilitas di berbagai daerah.
Menyambut baik kegiatan ini, staf khusus Menteri Sosial bidang Komunikasi dan Media Massa, Don Rosano Sigit menjelaskan bahwa ada tiga poin utama yang harus diperhatikan dalam program ini. Pertama, fokus pada tema inklusif, holistik dan integratif secara rinci dan jelas melalui serangkaian kegiatan yang dijalankan.
Kedua, implementasi kegiatan yang dilakukan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) atau Sentra Terpadu "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta harus benar-benar by project. Lalu yang terakhir, dari kegiatan yang telah dilaksanakan, pelaksana harus mampu membuat peserta menjadi lebih berdikari dari sisi apapun.
Lebih lanjut ia menyampaikan, yang paling utama dalam penanganan disabilitas adalah membuat mereka mandiri dari segi manapun, baik dari ekonomi, edukasi, dan lainnya. Di lingkungan Kemensos, orientasinya yaitu mencetak disabilitas yang mandiri, sehingga ada disabilitas yang menjadi barista, petani, call center, dan lain sebagainya.
Dari program ini ia berharap kepada UNESA sebagai pelaksana, agar dapat meyakinkan teman-teman disabilitas untuk tidak khawatir dengan kedisabilitasannya. “Kita harus bisa membuka kotak impian bagi kawan-kawan disabilitas untuk mewujudkan cita-cita mereka,” ujarnya.
Guru besar manajemen pendidikan khusus (kiri), Direktur Disabiltitas (tengah) dan guru besar disabilitas (kanan) memberikan sejumlah penguatan dalam pertemuan tersebut.
Kepala Seksi Pengembangan Produk TI Disabilitas UNESA, Budiyanto, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa diberlangsungkannya program ini memiliki dua tujuan. Secara umum yaitu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan dalam penanganan penyandang disabilitas pada sentra terpadu.
Sementara tujuan khususnya ada 3 poin, yakni meningkatkan kualitas manajemen dalam penanganan penyandang disabilitas. Lalu meningkatkan kompetensi SDM pada sentra terpadu (peksos, profesional dan praktisi) dalam penanganan penyandang disabilitas.
"Serta yang terakhir, meningkatkan keterampilan tenaga administrasi dalam proses penanganan penyandang disabilitas," ucap profesor bidang disabilitas UNESA itu.
Sehubungan dengan kegiatan di atas, dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang tergabung dalam tim pelaksana, Ima Kurrotun Ainin, dalam materinya menyampaikan seputar training evaluation “Diklat Penanganan Disabilitas Secara Holistik, Integratif, Inklusif bagi Instruktur".
Lebih jelasnya, kegiatan tersebut dirancang untuk meningkatkan pemahaman tentang keragaman, karakteristik, dan kebutuhan disabilitas. Termasuk memahami ragam dan permasalahan individu disabilitas dalam perspektif inklusif, holistik, dan integratif.
Serta meningkatkan keterampilan dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi program penanganan penyandang disabilitas yang inklusif, holistik, dan integratif.
“Kerja sama antara Kemensos dan UNESA dalam menyelenggarakan kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi peningkatan kesejahteraan penyandang disabilitas di Indonesia, ” tutupnya. (*)
***
Reporter: Putra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: