www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya- Televisi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Sayangnya, kualitas program hiburan kebanyakan masih di bawah standar. Problematika itulah yang dibahasa Unesa bersama dengan KPI dalam Workshop Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Tahun 2020 secara daring pada Senin, (04/6).
Workshop tersebut menghadirkan Nuning Rodiyah selaku Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia, Dewi Sri Sotijaningsih, SE, M.Si selaku Kasubdit Komunikasi Ditpolkom Bappenas, Dr. Totok Suyanto, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Direktorat Politik dan Komunikasi Kementerian PPN atau BAPPENAS RI, dan tim litbang KPI. Selain itu, hadir pula para informan ahli yang terdiri atas akademisi, budayawan, pegiat literasi media, jurnalis, dan aktivis media.
Kasubdit Komunikasi Ditpolkom Bappenas, Dewi Sri Sotijaningsih menyampaikan latar belakang terbentuknya program riset sebagai tandingan dari rating yang dilakukan oleh Nielsen dalam format yang mengedepankan kualitas dari pada kuantitas. Ia berharap melalui program ini KPI akan membantu meningkatkan kualitas siaran di Indonesia.
Sementara itu, Totok Suyanto, Dekan FISH mengatakan bahwa tayangan berkualitas itu tidak hanya yang penontonnya banyak dan heboh, tapi yang berguna, terliterasi dengan baik, meningkatkan solidaritas masyarakat, toleransi, dan menjauhkan eksklusivitas. Selain itu, terang Totok, masyarakat perlu pendampingan agar menciptakan perspektif baru sehingga dapat kritis dan memanfaatkan media untuk perubahan sosial yang lebih baik.
Totok juga menjelaskan bahwa di tengah situasi pandemi COVID-19, Perguruan Tinggi khususnya Unesa berkomitmen melalui pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan riset untuk membantu permasalahan dampak COVID-19.
Komisiner KPI, Nuning akan mendorong industri penyiaran untuk memproduksi program yang layak ditonton melalui program riset indeks kualitas siaran televisi. Tak hanya itu, program ini akan menjadi rujukan dalam merumuskan kebijakan yang akan dihasilkan oleh KPI.
“Program ini juga sebagai pemenuhan brand safety bagi pemasang iklan yang nantinya akan menyelamatkan brand mereka dengan hanya memasang iklan pada tayangan yang berkualitas”, tutur Nuning. (listia/hasna/sir)
Share It On: