www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Sumber daya manusia menjadi pondasi penting dalam transformasi PTNBH. Karena itulah, aspek SDM menjadi poin khusus yang disampaikan Dr. Mohammad Sofwan Effendi, M.Ed., Direktur Sumber Daya, Ditjen Diktiristek, Kemendibudristek dalam kuliah umum bertema "Penguatan SDM UNESA PTNBH yang Mandiri dan Inovatif" di UNESA pada Rabu, 22 Februari 2023,
Sofwan memaparkan, belajar dari negara maju seperti di Amerika Serikat misalnya, perekrutan dosen dilakukan lewat dua cara yaitu internal dan eksternal alias kandidat luar. Kandidat luar yang ingin menjadi dosen atau menjadi asisten profesor di perguruan tinggi di sana minimal sudah Ph.D atau instruktur dan sudah post-doctoral.
Setelah menjadi asisten profesor selama 6-7 tahun baru kemudian diangkat sebagai dosen tetap. Syaratnya doktor bahkan post-doctoral. Kemudian, untuk menjadi associated professor, minimal 5 tahun. Itupun bersaing antara dosen dalam kampus dengan dosen dari luar atau praktisi. "Untuk menjadi dosen tetap, minimal butuh waktu mengabdi selama 7 tahun. Itu di luar termasuk di AS dan Inggris," bebernya.
Dia mengomentari sistem sertifikasi dosen di Indonesia yang masih membolehkan dosen dulu 1 tahun baru kemudian ikut serdos. Padahal, seharusnya serdos dulu baru mengajar. Dengan kata lain kalau sudah diuji kompetensinya baru kemudian diangkat sebagai dosen. Pihaknya sudah mengusulkan sistem itu ke Ditjen.
"Harusnya kalau gak lulus, ya gak diangkat jadi dosen. Namun, karena sudah duluan diangkat ya tetap dipakai. Ini salah satu yang perlu diperbaiki memang. Sistem ini dulu mungkin bagus, tetapi sekarang sudah berbeda dan perlu pembaharuan. Sekarang harus bertransformasi termasuk dalam aspek SDM," ucapnya.
Fokus PTNBH
Jumlah universitas yang PTNBH di Indonesia sudah 21 kampus. Menurutnya, semuanya minimal fokus pada empat aspek. Pertama, service level agreement atau SLA yang merupakan layanan ke luar institusi untuk masyarakat, mahasiswa dan mitra kerja dengan standar yang mutu, sehingga kualitas layanan PTN diakui.
Kedua, proses bisnis. UNESA harus mengemas sistem bisnis di dalamnya berbeda dengan yang dulu-dulu. Sekarang targetnya beda dan sumbernya juga beda. Jadi perlu dibuat proses bisnis untuk mengukur kinerja layanan internal, baik dosen maupun tendik.
Ketiga, learning and growth (L&G). Pembelajaran dan pertumbuhan harus menjadi fokus setiap kampus, lebih-lebih PTNBH. Diperlukan kapasitas organisasi baik dalam aspek SDM, keuangan, aset maupun IT. Keempat, investasi yang perlu diarahkan untuk human capital (dosen, mahasiswa, praktisi) dan hilirisasi hasil riset (startup, sprint of company) baik di bidang olahraga, disabilitas, seni maupun teknik dan aspek-aspek lainnya. “Itu yang perlu dikembangkan dan dikuatkan UNESA PTNBH,” tutupnya.
Selain Dirjen Sumber Daya Kemendikbudristek, terdapat dua pembicara lain dalam kuliah tamu tersebut yaitu Plt. Dirjen Diktiristek, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, ASEAN.Eng., dan Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, SE., M.A., Ph.D.
Pimpinan yang hadir pada kesempatan ini yaitu Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Dr. Madlazim, M.Si., dan Wakil Rektor Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya dan Usaha Dr. Bachtiar Syaiful Bachri, M.Pd.
Selain itu, juga ada Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Inovasi, Publikasi dan Pemeringkatan Universitas, Junaidi Budi Prihanto, S.KM., M.KM., Ph.D., dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan, Kerja Sama dan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Dr. Siti Nur Azizah, S.H., M.Hum., jajaran dekan, direktur, kepala lembaga, koordinator prodi dan dosen selingkung UNESA.[]
***
Reporter: Dian Purnama/Hasna/Riska Umami/Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: