Tak mudah memberantas buta aksara. Sebab, semangat warga untuk menuntut ilmu dinilai rendah. Karena itu, mulai kemarin Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Unesa meluncurkan program pembinaan olahraga dan kesenian tradisional. Program itu adalah kerja bareng LPM dan Direktorat Pendidikan Masyarakat Depdiknas. Pembukaan kegiatan yang bakal berlangsung selama enam bulan tersebut dipusatkan di balai kelurahan Jambangan. Acara itu dihadiri puluhan warga Jambangan dan Kebonsari, dua kawasan tempat LPM mengadakan pembinaan olahraga dan kesenian tradisional. Kepala Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM)Unesa Prof Dr H Supari Muslim MPd mengakui bahwa dua kegiatan tersebut merupakan media untuk mengajak warga buta aksara belajar membaca dan menulis. "Jika ada kegiatan seperti itu, mereka tidak akan bosan," katanya. Bapak tiga anak itu mengatakan, dalam kegiatan tersebut, warga belajar yang kebanyakan berasal dari masyarakat miskin diberi kebebasan untuk mengembangkan kemampuan. Mereka juga bisa memilih memainkan berbagai macam olahraga yang disenangi. "Jika mereka ingin main sepak bola, kami sediakan alatnya. Mereka juga bisa bermain voli dan futsal," ucap dia. Untuk seni tradisional, para warga belajar akan diberi latihan khusus tentang kesenian menari remo. "Selain bermanfaat untuk membangkitkan semangat, bina seni tradisional juga untuk melestarikan kesenian tradisional," ujarnya. (may) Sumber : www.jawapos.com