www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya – Meskipun ditengah pandemi covid-19, penyelenggaraan Pemilihan Umum Raya (Pemira) sebagai wujud pengamalan demokrasi di lingkungan kampus tetap dilaksanakan. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini Pemira dilaksanakan secara daring dengan sistem e-voting. Dari kampanye, sosialisasi kandidat, verifikasi berkas, sampai pada saat pemungutan suara, semua dilaksanakan secara daring. Hal tersebut mengacu pada adanya kebijakan belajar dari rumah.
Pemungutan suara sendiri dilaksanakan tanggal 28 Desember 2020 sejak pukul 08.00 s.d. 16.00 secara serentak. Pemungutan suara tersebut hanya bisa diakses oleh mahasiswa melalui LoginSingleSign On (SSO) Unesa menggunakan email Unesa.
Dosen pembina dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Surabaya, Muhammad Farid Ilhamuddin, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan jika kondisi seperti ini merupakan tantangan bagi mahasiswa Unesa, dimana semua kegiatan selama masa pandemi dilaksanakan secara daring dari rumah mereka masing-masing. “Mahasiswa Unesa bisa membuktikan jika mereka mampu menggelar kegiatan Pemira serentak mulai dari tingkat jurusan hingga universitas secara online dengan lancar dan sukses,” ujar Farid.
Farid juga menambahkan jika di era teknologi dan media sosial yang sudah luar biasa ini, ditambah kondisi mahasiswa milenial Unesa yang sudah pasti “melek” teknologi dan informasi, sudah saatnya kegiatan semacam ini dilaksanakan secara daring. Meskipun tidak bisa dipungkiri, tantangan yang dihadapi adalah sinyal internet yang tidak selalu stabil.
Selain itu, Pemira daring juga dinilai lebih efektif, khususnya untuk mengurangi human eror. Keuntungan lainnya adalah, tidak perlu adanya persiapan teknis seperti menyiapkan TPS, surat suara, alat coblos, dll. Mahasiswa hanya perlu membuka HP/Laptopnya masing-masing dan tinggal memilih calon yang dikehendaki. “Semua metode pelaksanaan Pemira memiliki plus minusnya sendiri. Tapi dengan daring, ternyata lebih bisa meningkatkan partisipasi mahasiswa. Dari yang biasanya hanya sekitar 7 ribu mahasiswa yang berpartisipasi, kemarin menjadi 16 ribu mahasiswa,” tutur Farid.
“Pemira daring secara serentak ini bisa dijadikan prototipe bagi ormawa untuk bisa diteruskan pada pemira-pemira selanjutnya,” tambah Farid.
Terakhir, Farid berharap bahwa kampus bisa menjadi wadah dalam belajar demokrasi yang baik bagi mahasiswa, penyelenggaraan pemira di kampus menjadi salah satu media kontestasi dalam menyalurkan minat bakatnya dalam belajar berdemokrasi, sehingga para mahasiswa bisa menuangkan ide kreatif, gagasan, serta pemikiran yang positif. Menurutnya, kalah menang dalam kontestasi menjadi hal yang biasa, tinggal bagaimana mahasiswa ini terus mengupgrade diri untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi, sehingga para mahasiswa yang berdemokrasi ini harus memiliki jiwa besar dengan taat pada asas-asas demokrasi yang berintregitas.
“Saya berharap mahasiswa-mahasiswa Unesa bisa menjaga intregitas, taat norma hukum, dan mengedepankan musyawarah sebagai suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan yang ada,” pungkas Dosen FIP ini. (QQ/ay)
Share It On: