www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA--Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melaksanakan webinar “Menyingkap Tantangan dan Peluang Pendidikan di Era Metaverse” pada Sabtu 13 Mei 2023. Kegiatan ini diikuti ratusan peserta dari berbagai kampus tanah air.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FBS UNESA, Didik Nurhadi, M.Pd., Ph.D., dalam sambutannya mengatakan, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mampu menjadi batu loncatan karir dan masa depan mahasiswa
Kendati demikian, lanjutnya, ada beberapa yang harus dipahami dalam menjalankannya agar tidak salah arah. Mahasiswa harus memaknai kebebasan sebagai jalan untuk mempertajam minat dan kemampuan yang dimiliki. Kebebasan yang diberikan perlu dibarengi dengan tanggung jawab, sehingga tujuan dari program MBKM bisa tercapai.
“MBKM tidak lepas dari tantangan teknologi digital dan dunia karir. Mahasiswa perlu memaknai kebebasan belajar ke arah penguasaan soft skills dan hard skills. Termasuk kemampuan memanfaatkan teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan metaverse. Teknologi ini sebagai penguat kreativitas dan inovasi mahasiswa, jangan sebaliknya yang mematikan kreativitas," ucapnya.
Pada sesi materi, Febriansyah Gilang Aris Pradana, alumni UNESA yang diterima S-2 di luar negeri menuturkan, kemajuan teknologi yang gila-gilaan ini memang membawa sejumlah kemudahan, tetapi juga sederet tantangan. Ini juga berlaku dalam dunia pendidikan. Satu sisi ini memudahkan dalam proses belajar-mengajar, tetapi di sisi lain ini bisa mengancam pendidikan itu sendiri.
"Kalau kita lihat, setiap masa punya tingkat kecanggihan teknologinya masing-masing. Sekarang ada AI dan metaverse. Tentu, punya peluang dan tantangannya masing-masing. Kemajuan tanpa tantangan memang nihil. Karena itu, kuncinya adalah bagaimana kita memaknai dan memberlakukan teknologi. Apakah sebagai pendukung atau yang meninabobokkan kita," ucapnya.
Wisudawan terbaik UNESA tahun 2022 itu memaparkan, teknologi harus menjadi pendukung segala aktivitas pendidikan dan meningkatkan produktivitas, kreativitas dan inovasi sekolah, guru, pelajar maupun mahasiswa. Dalam bidang olahraga pun begitu, teknologi harus mendukung program olahraga, pencapaian prestasi pun dalam latihan.
"Sekarang banyak dikembangkan teknologi bidang olahraga. Seperti bermain tenis meja sekarang bisa pakai meja, net dan bola virtual. Bermain bola basket juga begitu ada alat yang bisa memprediksi kualitas gerak, pencapaian target dan sebagainya. Tak hanya itu, bidang disabilitas pun sekarang marak dikembangkan alat bantu berbasis AI,” beber pria yang lolos LPDP S-2 di Kanada dan Amerika Serikat itu.
Muhammad Azhar Adi Mas’ud, ketua pelaksana mengatakan bahwa kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang teknologi dalam dunia pendidikan, terutama bagaimana mahasiswa memaknai dan memberlakukan teknologi bagi dunia perkuliahannya. Dia juga membeberkan, tujuan didatangkannya pemateri tersebut sekaligus untuk memotivasi mahasiswa agar terdorong memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan kemampuannya termasuk untuk melanjutkan pendidikan atau berkarir di luar negeri.
Dia melanjutkan, kegiatan ini dalam rangka menyemarakkan Bulan Pendidikan. Selain webinar, pihaknya juga menyelenggarakan berbagai kegiatan lainnya seperti lomba esai dan proposal gagasan inovasi digital (LPGID). Lomba tersebut bertujuan untuk menguatkan culture inovasi teknologi bagi mahasiswa.
"Semoga dengan kegiatan ini, kita sebagai mahasiswa tersadarkan akan teknologi yang larinya begitu kencang ini. Selama ini kita dominan melihat laju perkembangan teknologi dan merayakannya, tetapi kita tidak melaju untuk meningkatkan kesadaran ketika berhadapan dengan teknologi," harap Kevin Ermano, Wakil Ketua BEM FBS. []
***
Penulis: Fatimah Najmus Shofa
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: