Siswa SMPN 1 Surabaya menunjukkan kreasi motit batik karya mereka usai pelatihan bersama tim mahasiswa PPG Prajabatan UNESA.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023 dari Program Studi Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan pelatihan “Digitik” yang diikuti puluhan siswa di SMPN 1 Surabaya pada Selasa, 23 Juli 2024.
Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan mereka pada teknologi modern dalam seni budaya, khususnya melalui penggunaan aplikasi Ibis Paint X untuk mengembangkan desain motif batik.
Acara ini bukan hanya sekadar pelatihan, melainkan sebuah inisiatif adaptasi pendidikan terhadap era digital yang semakin menggebu. Melalui Ibis Paint X, para siswa diajak untuk mengasah keterampilan desain mereka secara interaktif, memperkaya pengalaman belajar mereka, dan mempersiapkan diri untuk menanggapi tantangan zaman yang semakin digital ini.
Di bawah arahan dosen pembimbing, Indar Sabri, workshop ini menjadi platform yang menggairahkan untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam era digital yang semakin mengemuka.
"Kami ingin memberikan lebih dari sekadar keterampilan teknis. Kami ingin membuka pikiran mereka tentang bagaimana seni tradisional dapat mengadopsi teknologi modern untuk tetap relevan dan mendunia," ungkap Indar Sabri.
Bersama dengan Eko Widayani, Kepala SMPN 1 Surabaya, serta Waka Kurikulum Rachmat Surjadi, guru pamong seni budaya Farida Yudhiani Putri, dan Ibu Ismiyati, yang memberikan dukungan penuh dan motivasi tambahan bagi para peserta workshop.
Gebrakan mahasiswa PPG Prajabatan UNESA di sekolah, gencarkan digitalitasi dalam menghasilkan motif batik yang ciamik.
Selain itu, Kepala SMPN 1 Surabaya, Ibu Eko Widayani, menyambut baik inisiatif ini sebagai langkah maju dalam mendukung adaptasi pendidikan terhadap teknologi modern. "Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus diadakan untuk memberikan wawasan baru kepada siswa-siswi kami, serta memperkaya pengalaman belajar mereka," tambah Ibu Eko.
Peserta workshop, seperti yang diungkapkan salah satu siswa, merasa terbantu dengan pendekatan interaktif yang diterapkan dalam kegiatan ini. "Kami belajar desain digital dan bisa mempertahankan keunikan seni tradisional seperti batik dalam era digital ini," ujar Queen dengan antusias.
Workshop "DIGITIK" menjadi wadah untuk mengembangkan keterampilan teknis menggunakan aplikasi modern, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam mendukung digitalisasi seni budaya tradisional seperti batik.
Diharapkan, kegiatan semacam ini dapat terus digalakkan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi persaingan global yang semakin ketat.
Inovasi dalam pendidikan seni budaya ini menjadi cerminan komitmen untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, sehingga generasi muda Indonesia siap bersaing dan berkontribusi dalam dunia yang semakin digital dan global. [*]
***
Penulis: Victor Bintang Gemilang
Editor: @zam*
Foto: Tim Dokumentasi "DIGITIK"
Share It On: