www.unesa.ac.id
UNESA.ac.id, SURABAYA-UNESA menggelar “Seminar Nasional Mahasiswa Bahasa & Sastra Mandarin” secara virtual pada Ahad, 31 Oktober 2021. Acara ini menghadirkan 3 narasumber, yaitu Ahmad Zidki Asrori selaku ketua HMJ Bahasa & Sastra Mandarin UNESA, Yorietza Marttiviany selaku ketua BEM Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan juga ada Nur Akbar Erwiansyah M. selaku ketua HMJ Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang (UM).
Syaiful Anam, Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan bahwa webinar kali ini dikonsepkan berbeda dari biasanya, yang mana seluruh narasumbernya merupakan anak-anak muda terutama dalam lingkup mahasiswa. “Dosen dan pakar yang bicara seputar materi ini kan sudah biasa, nah saatnya anak-anak muda ambil bagian dan terlibat dengan perspektif khas mereka,” ujarnya.
Lewat tema “Analisis Struktural Puisi Karya Kaisar Hongwu”, mula-mula Ahmad Zidki Asrori menyampaikan tentang puisi 100 kata (The Hundred-Word Eulogy) yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, karya Kaisar China dari dinasti Ming yang biasa disebut sebagai Kaisar Hongwu. Menurutnya, sekalipun sang kaisar tidak pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, akan tetapi kisah-kisah nabi dan segala teladannya membuat sang kaisar mengaguminya.
Puisi ini tergolong dalam puisi China klasik, di dalamnya terdapat struktur fisik yang meliputi (1) diksi, (2) pemajasan, (3) pencitraan, (4) tipografi. Dalam puisi tersebut juga termaktub struktur batin yang meliputi tema, perasaan, amanat.
Sedangkan Yorietza Marttiviany penyampaian materi “Perkembangan Kebudayaan China terhadap Minat Pembelajaran Bahasa Mandarin”. Menurutnya, pemaknaan kebudayaan terbagi dalam dua bagian, yaitu luas seperti hasil kegiatan atau tingkah laku dan sempit contohnya kesenian. Dalam perkembangannya, kebudayaan memiliki sifat yang dinamis, menyebabkan perubahan serta pertumbuhan.
Kebudayaan China sendiri telah melewati berbagai proses hingga menuju ke zaman modern, beberapa contoh kebudayaan modern China pada saat ini meliputi C-POP (industri musik pop China), drama/film-film China, Manhua (komik buatan China), Donghua (animasi buatan China), serta trend Chinese Street Fashion.
Dalam materi yang selanjutnya, Nur Akbar Erwiansyah menjelaskan tentang “Peningkatan Daya Tarik Dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin Melalui Perlombaan Kebudayaan Tiongkok”. Menurutnya minat dan stigma masyarakat dalam memandang bahasa mandarin dapat ditingkatkan dalam sebuah pagelaran perlombaan serta pertunjukan seni budaya China atau biasa dikenal dengan “Zhongwen Bisai” yang didalamnya terdapat berbagai lomba seperti Shufa (seni kaligrafi menulis huruf-huruf/kalimat China), dan lomba pidato dengan menggunakan bahasa mandarin. Selain itu juga dalam bentuk story telling dalam bahasa mandarin dan bisa juga Sarah Sehan. (Saputra/zam*)
Share It On: