Guru besar UNESA paparkan berbagai riset dan inovasi unggulannya kepada tim penilaian pusat, terkait nominasi Academic Leader Tahun 2024.
Unesa.ac.id. SURABAYA–Guru besar sekaligus Direktur Inovasi, Pemeringkatan dan Publikasi Ilmiah UNESA, Nadi Suprapto masuk nominasi Academic Leader Tahun 2024. Untuk kebutuhan itulah, tim penilaian dari pusat bersama UNESA mengadakan verifikasi atau fact finding di Meeting Room, Lantai 8, Rektorat, Kampus 2 Lidah Wetan, pada Jumat, 27 September 2024.
Kegiatan ini ditujukan untuk membahas tindak lanjut dan peninjauan ulang data-data produk dan inovasi unggulan Nadi Suprapto sebagai nominator Anugerah Academic Leader 2024 kategori bidang kependidikan.
Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center, Bambang Sigit Widodo, menuturkan bahwa kegiatan ini tujuannya untuk mengidentifikasi hal-hal yang sekiranya butuh diverifikasi sehingga data yang dibutuhkan lengkap, sesuai kebutuhan dan penilaian tim pusat.
“Dosen sekaligus guru besar UNESA, Nadi Suprapto ini memiliki potensi yang kuat terkait dengan kepemimpinan akademiknya, baik dari visi ilmuannya, kreativitasnya, dan motivasi yang menginspirasi. Riset dan inovasinya memang layak masuk nominasi yang menginspirasi yang lain dan membanggakan lembaga,” ucapnya.
Ketua tim penilaian pusat, Nafiron Musfiqin Uddin, menjelaskan bahwa kehadiran mereka untuk mengkonfirmasi kembali atas program unggulan dosen UNESA tersebut sebelum diverifikasi menuju pusat. “Kami ingin mengkonfirmasi apa yang menjadi unggulan yang bersangkutan, agar bisa dieksplorasi dengan baik,” ujar ketua tim penilaian Dikti tersebut.
Wakil Rektor III UNESA (kanan) bersama tim penilaian pusat (kiri) pimpinan verifikasi atau fact finding.
Pada kesempatan itu, Nadi Suprapto memaparkan berbagi riset dan inovasi unggulannya dalam beberapa tahun belakangan ini. Salah satu di antaranya yaitu etnofisika, yang merupakan sebuah pendekatan pembelajaran fisika yang menggabungkan konsep fisika dengan kearifan lokal.
Melalui teknologi virtual reality (VR), mahasiswa dapat belajar fisika secara lebih menarik dan mendalam dengan cara yang tidak konvensional. Misalnya, dengan VR kerapan sapi, mahasiswa dapat memahami konsep gaya, gerak, dan energi secara visual dan interaktif.
"Ide ini muncul dari prinsip glokalisasi pendidikan, from global to local atau from local to global. Dengan inovasi ini, kami mensinergikan antara kearifan lokal, konsep fisika dalam upaya mendukung unggulan UNESA olahraga, seni, dan disabilitas," ujarnya.
Selain VR kerapan sapi, guru besar muda UNESA itu juga telah mengembangkan VR lato-lato dan VR tong menggelinding yang langsung didemonstrasikan di hadapan tim penguji. Ke depannya, dia berencana untuk mengembangkan VR untuk berbagai permainan tradisional lainnya, seperti engklek dan gasing, serta menyesuaikannya dengan keunggulan daerah masing-masing.
Di luar itu, dia juga berhasil mengimplementasikan beberapa program pembelajaran berbasis teknologi, seperti Program Komputer Beboo, Virtual Reality (VR) berbasis STEAM, dan Adventuring Physics (ASICS). Program-program ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan minat dan pemahaman mahasiswa terhadap konsep fisika.[]
***
Reporter: Retno Nurus Solekhah (Internship) dan Dewanda Puspita (Internship)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: