BAKAL DIKENANG: Tri Jaka Setiyo Prawisma berpose di salah satu sudut gedung kuliah, FIKK.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Tri Jaka Setiyo Prawisma mahasiswa prodi S-1 Pendidikan Jasmani dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tampak lega setelah menyelesaikan fase penentuan dalam perjalanan studi sarjananya.
Mahasiswa angkatan 2020 itu dinyatakan lulus dalam ujian skripsi yang berlangsung di Ruang Ujian, Gedung FIKK, Kampus 2 Lidah Wetan, Senin, 14 Oktober 2024 lalu. Jika dihitung-hitung, Tri Jaka berhasil merampungkan studinya dalam waktu 4,2 tahun.
Masa studinya tidak terlalu cepat, tetapi banyak mahasiswa lain yang tidak bisa melakukannya. Tri Jaka, meski melalui banyak tantangan seperti sedikit gangguan pendengaran, tetapi mampu membuktikan dirinya bisa menggapai cita-cita dan membanggakan orang tua.
“Saya harus menjalaninya sepenuh hati, dan akhirnya bisa lulus. Terima kasih saya ucapkan kepada orang tua, para pembimbing, dosen, dan teman-teman yang selam ini mendukung,” ucapnya.
Perjuangannya menyelesaikan studi di UNESA mendapat pujian para dosen dan koorprodi. Mochamad Ridwan, Koorprodi S-1 PJKR menuturkan bahwa Tri Jaka termasuk mahasiswa yang tekun kuliah.
Catatan akademiknya juga menunjukkan hasil yang bagus. “Keterbatasan ini tidak menghalangi Jaka untuk mengikuti perkuliahan secara aktif,” ucapnya.
Dijelaskan Ridwan, semangat Tri Jaka patut diacungi jempol. Pasalnya, dia tidak menyerah jika pada beberapa kesempatan tidak bisa terlalu bisa mendengarkan atau mencerna materi yang disampaikan dosen.
Biasanya, dia sering meminta penjelasan ulang secara perlahan agar lebih mudah dipahami di akhir sesi perkuliahan. Para dosen pun menyesuaikan metode pengajarannya.
“Kelasnya mereka itu kan isinya 40 mahasiswa. Jaka tidak menghadapi kendala besar. Penyesuaian yang dilakukan hanyalah pada metode penyampaian materi oleh dosen,” bebernya.
Ridwan juga mengapresiasi orang tua Tri Jaka yang sangat mendukung perkembangan akademik anaknya. Orang tua Jaka aktif berkomunikasi dengan para dosen pembimbing akademik atau DPA untuk memantau perkembangan anaknya.
Selain itu, mahasiswanya tersebut juga rutin mengunjungi ruang koordinator program studi (koorprodi) untuk menjalani bimbingan teknis terkait perkuliahan.
Ridwan berharap perjuangan Jaka dapat menjadi contoh nyata bagi mahasiswa lainnya tentang semangat belajar yang tak kenal batas, bahkan dalam kondisi yang penuh tantangan.
"Mahasiswa lain harus bisa mengambil nilai positif dan pelajaran berharga dari Jaka. Bagi mahasiswa normal, kembangkan dan memanfaatkan potensi yang ada agar kehidupan lebih bermakna," pesannya.[]
***
Reporter: Putra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi Tri Jaka Setiyo Prawisma
Share It On: