Garnesa itulah sebutan electric vehicle milik tim mobil listrik mahasiswa Unesa. Mengapa dinamakan Garuda Unesa? karena mereka ingin nama electric vehicle itu dapat membumbung tingi layaknya burung garuda yang mampu terbang ke angkasa. Karena itulah, akhirnya muncul nama tim bernama Garnesa Racing Team. Kali pertama Garnesa Racing Team (GRT) muncul sesungguhnya atas dasar Tugas Akhir (TA) para mahasiswa D-3 Teknik Mesin oto yang diikutsertakan dalam kompetisi di Bandung yaitu KMLI (Kompetisi Mobil Listrik Indonesia). Selama pengerjaan electric vehicle ini bukan hanya mahasiswa D-3 yang berkonstribusi dalam pembangunan electric vehicle namun banyak pihak yang ikut serta seperti mahasiswa S-1 Teknik Mesin. Laboratorium Mekatronika pun menjadi ruang ujicoba selama 24 jam. Pembangunan awal desain electric vehicle bisa dibilang gagal karena konstruksi dari rangka dasar tidak mampu menahan beban keseluruhan mulai dari sektor kaki-kaki, motor, battery, driver, beserta komponen pendukung lainnya. Setelah itu kami sempat putus asa karena hampir satu bulan semenjak desain awal kita buat pada November 2011 gagal, kami belum menemukan desain rangka dasar yang mampu menopang semua komponen. Ide pencarian referensi pun dijalankan, mulai dari rangka go-cart, pencarian referensi dari perguruan tinggi lain yang berpengalaman dan dokumentasi dari Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) pada tahun 2010. Setelah 2 minggu pencarian referensi itu, kami berkumpul untuk membuat desain rangka yang cocok dengan kebutuhan. Akhirnya pembuatan rangka dasar kedua dimulai, mulai dari pemilihan bahan, pemilihan komponen yang sesuai, mulai dari sektor electrical, dan sektor mechanical. Hampir 5 bulan kami membuat electric vehicle agar mampu berkompetisi dan mensukseskan Tugas Akhir para mahasiswa D-3 Teknik Mesin otomotif. Banyak komponen yang mesti dipikirkan tingkat kepresisiannya agar mobil dapat berjalan dengan baik, bisa dibilang 40% mobil kami handmade dan yang 60% kita cari komponen di pasaran yang bisa modifikasi ataupun bisa kita plug and play. Genap 5 bulan electric vehicle kami dapat berjalan dengan baik namun masih banyak kekurangan di sana-sini sehingga memutar otak kami kembali agar bisa mensiasati kekurangan tersebut. Debut pertama kami adalah Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) di Bandung 2-4 November 2012. Kemudian Juni 2013 berhasil menempati posisi ke III kategori Urban Listrik pada kompetisi IEMC (Indonesia Electric Marathon Challange) di Sirkuit Kenjeran Park, Surabaya dan berkesempatan memperkuat tim mobil listrik Indonesia dalam Shell Eco-Marathon Asia (SEMA) di Sirkuit Sepang, Malaysia. "Awalnya kami sempat pesimis dengan keadaan mobil kami yang belum selesei sampai mendekati kompetisi, tapi saya sangat bangga dengan perjuangan anak-anak mobil listrik atas komitmennya," kelakar Munif Effendy, Ketua Tim. IEMC merupakan ajang perdana berkonsep mirip Shell Eco-Marathon yang digagas oleh Dikti. Pemenang dari ajang ini akan diikutkan ke Shell Eco-Marathon Asia (SEMA) di Sirkuit Sepang, Malaysia. Saat itu, IEMC diikuti tidak kurang oleh 30 tim dari seluruh Indonesia, di antaranya Unesa, ITS selaku tuan rumah, UI, USU Medan, ITN Malang, UNY Yogjakarta, UGM Yogjakarta, dll. Pada kompetisi itu, tim Mobil Listrik Garnesa menggunakan jersey hitam dipadu dengan warna abu-abu menunjukkan aksi heroik dan bermental juara. Bayangkan hanya dalam waktu 5 minggu ini telah dikonsep sedemikian rupa dan layak untuk mengikuti kompetisi. Pada tahap awal, sebelum keberangkatan menuju kompetisi, tim disibukkan dengan regulasi untuk menurunkan bobot mobil karena dalam regulasinya hanya mobil yang maksimial 205 kg yang bisa ikut kompetisi. Akhirnya, body dirombak sedemikian rupa supaya memenuhi regulasi. Kompetisi ini adalah ajang kreativitas mahasiswa se-Indonesia dalam mengkonsep kendaraan masa depan yang berbahan bakar gasoline, diesel, dan listrik. (Ant/Byu)