www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Rasa nasionalisme perlu terus ditanamkan ke dalam ‘dada’ anak muda Indonesia. Karena itulah, Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis Kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan ‘Ngobrol Rabu Cerdas (Ngobras) dengan topik ‘Kebangsaan’ secara daring pada Rabu (29/3/2023).
Kegiatan rutin perdana ini mengangkat tema “Apa dan Siapa Nation Indonesia?” dengan menghadirkan Rojil Nugroho Bayu Aji, S.Hum., M.A. Dia menyebutkan tidak ada korelasi penuh atau hubungan yang lebih percaya antara pembentukan sebuah nation dengan kesamaan etnis atau budaya atau bahasa tertentu.
Hal tersebut berarti suatu kesamaan golongan tertentu tidak dengan sendirinya mendasari pembentukan sebuah nation. “Bahkan sebelum merdeka, Indonesia dulu pernah mengalami nationale staat dua kali yakni pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit,” terangnya.
Pengertian nasionalisme sendiri dapat diartikan sebagai paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negaranya sendiri. Rojil menyebut definisi nasionalisme sebagai paham atau ajaran untuk mencintai bangsa sendiri, muncul karena nasionalisme di Indonesia terbentuk oleh adanya penjajahan atau eksploitasi antar bangsa.
Namun, setelah kemerdekaan ternyata rasa nasionalisme itu tidak hilang sendirinya tetapi bertransformasi menjadi sebuah keinginan untuk membangun bangsa yang potensial dan aktual. Menurutnya, ini juga sama seperti apa yang disampaikan oleh Anthony, di mana adanya doktrin dan gerakan ideologi yang mendorong tekad suatu bangsa untuk maju dan memiliki peradaban yang luar biasa.
Dosen sejarah itu juga menyampaikan ada beberapa faktor pendorong munculnya rasa nasionalisme yang telah dimulai sejak pembentukan bangsa, yakni senasib sepenanggungan yang dimulai dengan Sumpah Pemuda, yang mendobrak rasa nasionalisme, cinta tanah air, rela berkorban, dan patriotisme.
www.unesa.ac.id
Munculnya konsensus bersama yang dimulai dengan adanya proklamasi dan pembentukan simbol-simbol negara membuat Indonesia mengalami proses abstraksi yang dimanifestasikan dalam beberapa kegiatan sampai sekarang.
“Saya mengajak semua elemen masyarakat untuk senantiasa memiliki rasa nasionalisme serta tidak terpengaruh “penyelewengan” nasionalisme. Sebagai mahasiswa, jangan sampai ada yang kemakan kampanye yang menyerang suatu kelompok, karena sejatinya keberagaman di Indonesia merupakan kaki bangsa yang menopang satu sama lain,” tutupnya. []
***
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: