www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) selain jago mengumpulkan medali atau trofi di bidang olahraga, disabilitas, seni dan teknik, ternyata juga ada yang pandai ‘mengocok perut’ audiens. Ya, dia adalah Nurul Huda, mahasiswa S-1 Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang dinobatkan sebagai juara 2 dalam Stand Up Comedy ‘Kudu Ngguyu’ oleh Standup Indo Tuban bersama Dapoer Rakjat pada 7 Januari sampai 11 Februari 2023 lalu.
Pria yang akrab disapa Huda itu mengatakan bahwa dia sudah sering mendapat juara di ajang comedi. Namun dia mengaku terkesan dengan perolehan juara pada ajang tersebut. Tentu karena prosesnya banjang, butuh persiapan matang dan harus bersaing dengan peserta lainnya yang juga punya kemampuan bikin guyonan.
“Ada fase grup, penyisihan sampai semifinal. Tantangannya guyon di pentas itu dibatasi durasinya dan temanya. Kalau saat semi final itu temanya tentang wisata kuliner. Tantangannya di situ. Gak seperti di luar, kita asal nyeplos atau nyeletuk saja bisa jadi bahan guyonan,” jelasnya.
Persiapannya juga tidak main-main. Pria asal Tuban itu harus mencari materi atau premisnya sesuai tema, kemudian ditulis dan dilatih atau kadang juga latihan open mic untuk mengecek materi yang sudah dibuat, lucu atau tidak. Saat tampil tidak bisa sembarang. Namun ada tekniknya mulai dari premis, set up, punchline dan banyak teknik lainnya mulai dari hiperbola, rule of three, roasting, act out, call back, impersonate dan lain-lain.
Pengalaman yang paling mengagumkan bagi Huda yaitu saat final. Dia harus menghibur total 125 penonton dengan membawakan stand up comedy bertema “Tuban” selama 5 menit. Dia kembali mendapat tantangan yaitu larangan me-roasting juri dan wajib memakai teknik call back yakni teknik membawa ulang materi yang sebelumnya disampaikan di awal.
Final tersebut juga turut menghadirkan Guest Star yaitu Fajar Mukti dari Liga Komunitas Stand Up Kompas TV dan pelawak Gilang Durhaka atau Gilang Herlambang. “Itu hal yang paling mengesankan karena saya ditonton orang sebanyak itu dan berkesempatan main satu panggung dengan senior stand up comedy nasional, itu momen final tak terlupakan,” ujar mahasiswa angkatan 2019 itu.
Huda merasa bahwa bakat komedinya itu turunan dari orang tuanya yang memang sudah terkenal suka mencairkan suasana tegang dengan guyonan. Itu pun ternyata berpengaruh pada kesehariannya. Dia sering membuat lucu di kelas atau di tongkrongan. Bakat itu dia sadari seiring semakin tenarnya acara komedi. “Saya mulai benar-benar tekun itu di tahun 2018 bersamaan pas lagi boomingnya Dodit Mulyanto lewat biolanya,” terangnya.
Untuk mengasah kemampuannya, Huda gabung dengan komunitas stand up comedy yang semakin membentuk karakternya sebagai comedian. Lomba pertama yang dia ikuti yaitu pada 2018. Dia juga telah meraih juara di beberapa kompetisi seperti Juara 1 Fun Fast PC IPNU IPPNU Kabupaten Tuban dengan tema “Ngeroasting PC IPNU IPPNU Kabupaten Tuban dan Juara 3 Lomba Stand Up Comedy Nggedabrus oleh Netra Chanel.
Baginya, stand up comedy juga berhubungan dengan ilmu psikologi yang dia pelajari di kampus. Komedi bisa menjadi obat bagi orang-orang dengan kondisi psikis yang sedang jenuh, sedang penuh pikiran, atau sedang stres. Komedi bisa menjadi obat ketegangan dan stres. Dia berharap semakin banyak orang yang terhibur dan bebas dari stres lewat lelucon yang dilemparnya di panggung-panggung komedi. []
***
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam Alasiah*
Foto : Dokumentasi Nurul Huda
Share It On: