www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, MOJOKERTO-Guna mengembangkan dan mengoptimalkan potensi pariwisata di desa Pacet, tim KKN-Tematik 2021 UNESA menggelar Sosialisasi Pengembangan Pariwisata kepada warga Dusun Pacet Made, Desa Pacet, Kabupaten Mojokerto pada Selasa (9/10/2021). Kegiatan tersebut diadakan di Balai Pertemuan Desa dengan tema “Desa Berdaya dengan Pariwisata yang Unggul”.
Acara dihadiri oleh 30 peserta termasuk jajaran perangkat desa dan dusun setempat, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Babinsa, Babinkamtibmas dan anggota PKK serta warga setempat. Selain itu juga dihadiri para pegiat pariwisata seperti Muhammad Febi Fauzan dan Agung Wahyudi sebagai pemateri.
Sosialisasi tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan lagi pariwisata di desa tersebut dengan sistem pentahelix atau multistakeholder mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan media. Seluruh unsur tersebut bersinergi dan berkomitmen untuk mengembangkan potensi desa dan kawasan desa.
Kades Pacet, Yadi Mustofa S.H pada kesempatan itu menyatakan bahwa desanya memiliki ragam destinasi wisata yang bisa dikembangkan dan dioptimalkan. Ada camping ground, wisata alam, kuliner khas, pasar wisata, outbond dan dolanan (COD) Tegal Klopo, Fortuna Garden, waterpark hingga wisata arum jeram pun tersedia. Salah satu pesona lain destinasi wisata di desanya yaitu adat sopan santun seperti kesopanan dan keramahan penduduknya yang masih terjaga. Pihaknya berharap, lewat program, peran dan ide-ide mahasiswa KKN-T UNESA dapat memajukan pariwisata di sana.
Dari sisi potensi, Desa Pacet banyak destinasinya. Namun, menurut Muhammad Febi Fauzan, publikasinya masih kurang masif baik berbasis website maupun media sosial. Selain itu, sinergi antara pengelola atau pengembang dengan pemerintah dan stakeholder lain juga perlu ditingkatkan, utamanya dalam upaya mengenalkan destinasi wisata Pacet ke seluruh masyarakat. “Sehingga nanti ketika orang ingin liburan atau berwisata, refrensi mereka langsung tertuju ke desa Pacet,” tandasnya.
Agung Wahyudi juga menerangkan bahwa dalam mengembangkan wisata di desa harus memiliki cara pandang jauh ke depan. Paradigma berkelanjutan atau suistainable tourism harus dikedepankan. Strateginya mempertahankan kearifan lokal desa setempat dan bisa juga memolesnya dengan sentuhan atau tren-tren kekinian tanpa mengurangi nilai dan aspek local genius setempat. “Berwisata gak lengkap kalau tidak berfoto atau selfie. Nah, tren itu harus menjadi peluang di setiap destinasi wisata yang ada,” terangnya.
Selain itu, seperti menurut DPL KKN Dr Moch Purnomo S Pd M Kes, potensi wilayah juga dapat dikembangkan dengan permainan maupun olahraga tradisional. Konsep wisata tersebut dapat mengembangkan karakter generasi muda dan melestarikan kebudayaan bangsa melalui tradisional sport tourism. “Wisata juga harus memperhatikan prinsip; quality of live, quality of opportunity dan quality of experience,” jelasnya. “Wisata bukan hanya melulu soal objek wisata, tapi juga semua unsur yang ada di dalamnya termasuk bagian penting dari wisata,” tambahnya. [Humas UNESA]
Penulis: Tim PKM-T 2021 UNESA-Hasna
Editor: @zam*
Share It On: