Pakar Pendidikan UNESA Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd., (paling kanan) bersama Prof. Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si., dan Dr. Martadi, M.Sn., menjadi tim penyusun Peta Jalan Pendidikan IKN.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) tengah menyusun Peta Jalan Pendidikan IKN yang ditargetkan rampung pada Mei 2024. Karena itu, mereka menggandeng sejumlah pakar pendidikan dari berbagai perguruan tinggi, salah satunya Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Ada tiga pakar UNESA yang terlibat dalam proyek strategis nasional tersebut yaitu, Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd., Prof. Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si., dan Dr. Martadi, M.Sn. Pakar tersebut diundang OIKN untuk field studi penyusunan Peta Jalan Pendidikan IKN di SDN 019 Sepaku IKN pada Senin-Rabu, 22-24 April 2024.
Martadi mengatakan bahwa proses penyusunan peta jalan pendidikan IKN melewati beberapa serangkaian proses kajian termasuk field studi tersebut. "Kami dari UNESA menyampaikan rancangan dengan sejumlah poin penting berupa prinsip dan pola pendidikan di IKN," ucapnya.
Prinsip Dasar Pendidikan
Pendidikan di IKN harus dibangun berdasarkan sejumlah prinsip dasar. Pertama, sekolah di IKN menerapkan personalized curriculum yang padat dan luwes. Peserta didik menempuh pelajaran yang sesuai potensi, bakat dan minatnya. Nanti, ada materi wajib untuk semua peserta didik dan ada materi pilihan sesuai minat dan bakatnya.
Kedua, peserta didik perlu dibimbing untuk mengenali potensi diri, kelebihan dan kelemahannya. Ketiga, proses pembelajaran diarahkan untuk menumbuhkan growth mindset dan lifelong learning sejak dini. Keempat, karakter menjadi ruh semua kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya, penilaian menggunakan portofolio, sehingga setiap peserta didik dapat mendapatkan apresiasi dari pengalaman belajar dan hasil karyanya. Keenam, sekolah dikelola sebagai learning organization yang menerapkan continuous improvement.
"Artinya, semua warga sekolah terus belajar untuk memperbaiki kinerja dan pola manajemen sekolah juga terus disempurnakan," terang Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan, Kerja Sama, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi UNESA itu.
Ketujuh, sekolah menerapkan green school, sehingga lingkungan sekolah hijau, aman dan nyaman bagi peserta didik. Kepedulian terhadap lingkungan, baik fisik maupun sosial dilaksanakan semua warga sekolah secara berkelanjutan sehingga menjadi budaya sekolah.
Selain itu, pola pendidikan di IKN memiliki tingkatan sebagaimana pendidikan pada umumnya di Indonesia. Namun, ada beberapa kemasan yang membuatnya berbeda dan sesuai dengan kebutuhan dan proyeksi IKN ke depan.
Model dan Muatan Pendidikan
Pada jenjang PAUD, pembelajaran dilakukan secara holistik dengan menyeimbangkan perkembangan fisik dan psikologis, difokuskan untuk pengembangan karakter (karakter moral dan karakter kerja), dan secara bertahap dilakukan pengembangan bernalar sesuai dengan tingkatannya.
Kemampuan bernalar jenjang PAUD ditumbuhkan melalui pendekatan saintifik (mengamati, mempertanyakan apa yang diamati, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan) agar dapat menumbuhkan keingintahuan dan berpikir kritis.
Kreativitas dikembangkan dengan memberi kesempatan siswa untuk menuangkan gagasan dalam berbagai bentuk, seperti menggambar dan prakarya yang sesuai dengan keinginan anak. "Ada penekanan story telling secara periodik dalam pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi peserta didik," terangnya.
Pada jenjang SD, pembelajaran berbasis holistik sebagai kelanjutan dari jenjang sebelumnya. Menekankan kegiatan membaca, menulis, dan berhitung yang bermakna, dimulai secara bertahap hingga menjadi budaya. Pembelajaran bersifat tematik dalam bentuk project based learning kontekstual.
Selanjutnya, teknologi digital menjadi muatan dalam semua aktivitas belajar, dan sekolah menyediakan kegiatan ekstrakurikuler untuk mewadahi minat dan bakat peserta didik.
Pada jenjang SMP dan SMA, kegiatan membaca dan menulis harus sudah menjadi budaya, project based learning yang dikombinasikan dengan pendekatan saintifik dilanjutkan dan level berpikir pun ditingkatkan.
Bagi peserta didik berbakat istimewa perlu diwadahi kelas akselerasi, sekolah menyiapkan paket keterampilan dan ekstrakurikuler.
Kemudian untuk pendidikan vokasi seperti SMK dan Politeknik perlu menyiapkan bidang keahlian yang sesuai kebutuhan dunia kerja. Kurikulum vokasi dikembangkan dalam bentuk paket modular yang dirancang secara luwes.
Pada jenjang ini karakter atau soft skills merupakan ruh pendidikan vokasi yang ditumbuhkan bersamaan dengan mata pelajaran atau mata kuliah. Vokasi menerapkan pola multi entry multi exit, dan berbasis entrepreneurship.
"Itu beberapa poin penting dari kami pakar UNESA terkait peta jalan pendidikan IKN. Semoga sistem pendidikan yang diterapkan di IKN tidak hanya menjadi lokomotif pembangunan IKN, tetapi juga menjadi milestone pembangunan Indonesia pada umumnya," harapnya. []
***
Sumber: bahan pemaparan pakar UNESA tentang Peta Jalan Pendidikan IKN
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi tim pakar UNESA untuk Peta Jalan Pendidikan IKN
Share It On: