www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Pakar pendidikan inklusi dari The Open University, United Kingdom (UK) sekaligus peneliti pendidikan inklusi terkemuka di dunia, Profesor Kieron Sheehy mengapresiasi praktik dan implementasi pendidikan inklusi di Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Dia mengatakan bahwa secara kelembagaan, praktek pendidikan dan layanan anak berkebutuhan khusus terbaik di dunia ada di UNESA. “Kalau kita bertanya di mana praktik pendidikan inklusi terbaik di dunia, itu ada di sini (UNESA, red),” ujar Prof Kieron saat mengisi webinar internasional di UNESA pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Forum dengan tema “Best Practices of Inclusive Education in Many Countries” ini juga dihadiri secara daring oleh pakar lainnya seperti Prof. Joanna Kossewska dari Uniwersytet Pedagogiczny, Polandia, Olli-Pekka Malinen, Ph.D dari University of Jyvaskyla dari Finlandia.
Sebagai pakar pendidikan inklusi, penilaian Prof Kieron tentu didasarkan pada sejumlah alasan. Dia sudah lama bersinergi dengan UNESA entah itu dalam riset maupun pengembangan media pembelajaran atau media komunikasi anak berkebutuhan khusus, tentu tahu banyak sepak terjang UNESA dalam ‘dunia’ disabilitas.
UNESA punya komitmen sebagai kampus inklusi dan itu terlihat dari prodi Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD). Prodi dan lembaga tersebut menjadi penggerak riset dan inovasi bidang disabilitas di UNESA.
Kampus ‘Satu Langkah di Depan’ itu juga pernah mendapat penghargaan dari pemerintah sebagai kampus inklusi. Kemudian bersinergi dengan mitra dan pakar luar negeri untuk mengembangkan Signalong Indonesia atau SI sebagai sistem isyarat komunikasi. SI merupakan sistem isyarat berbasis ‘kata kunci’ untuk mendukung pengembangan sekolah inklusi di Indonesia.
Selain itu banyak terobosan yang dilahirkan UNESA di antaranya, mendata angkatan kerja disabilitas dan merancang aplikasi yang menjembatani angkatan kerja disabilitas dengan dunia kerja.
Kemudian, mengembangkan model tes TOEFL untuk peserta disabilitas. Terbaru, UNESA menjadi kampus yang pertama mengembangkan sistem perangkingan kampus ramah disabilitas di dunia. Pemeringkatan itu disebut sebagai UNESA DIMETRIK (Disability, Inclusion Metrics) dan diluncurkan bersama Menpora RI pada 15 Agustus 2022.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNESA Dr. Sujarwanto, M.Pd., mengatakan, perangkingan tersebut dimaksudkan untuk mendorong lembaga atau kampus di dunia agar sama-sama mewujudkan kualitas aksesibilitas penyandang disabilitas di semua aspek.
Atas sejumlah terobosan itulah, beberapa waktu lalu UNESA dipercaya mewakili Indonesia untuk pamer inovasi layanan disabilitas di Dubai.
www.unesa.ac.id
Guru Besar PLB UNESA Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., dalam forum internasional tersebut mengatakan bahwa kendati apresiasi datang dari berbagai pihak, tetap saja UNESA akan terus meningkatkan kualitas pendidikan dan aksesibilitas yang berkualitas. Pihaknya masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusi di Indonesia.
Karena itulah, pihaknya menggali best practice pendidikan inklusi dari negara lain seperti UK, Finlandia dan Polandia lewat webinar internasional tersebut. Hasil dari forum itu akan ditindaklanjuti dengan melakukan kajian mendalam yang kemudian dirumuskan sebagai rekomendasi untuk pemerintah.
“Di Indonesia, di level pendidikan tinggi ada sekitar 184 dari 3.300an perguruan tinggi yang menyediakan layanan mahasiswa disabilitas. Artinya, baru sekitar 2,5 persen kampus yang buka atau memberikan layanan disabilitas. Ini tugas kita bersama,” bebernya.
Belajar dari pengalaman negara lain, fokus Indonesia ke depan yaitu menyebarluaskan akses pendidikan kepada seluruh anak-anak negeri dan meningkatkan mutu pendidikan inklusi.
“Strategi perluasan akses dan peningkatan mutu ini perlu dipikirkan bersama. Dari praktek pendidikan inklusi di Polandia dan Finlandia tadi menarik buat saya dan selanjutnya bagaimana ini bisa diadaptasi di Indonesia,” tukasnya. [HUMAS UNESA]
Share It On: