www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Penguatan nilai-nilai Pancasila untuk generasi muda dan mahasiswa gencar dilakukan. Baru-baru ini, tepatnya pada Senin, 15 Mei 2023 lalu, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan seminar kebangsaan di FIP, Kampus Lidah Wetan, Surabaya.
Ada sejumlah narasumber yang hadir dalam kegiatan bertema “Menjaga Kesatuan Negara Republik Indonesia dengan Nilai-Nilai Anti-Radikalisme” itu. Di antaranya yaitu Kolonel Laut (KH) Dr. Adi Bandono, M.Pd., dari Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL).
Dia mengatakan, penanaman jiwa nasionalisme seperti bela negara menjadi kunci dalam strategi menangkal paham yang mengancam keutuhan NKRI dan nilai Pancasila. "Taat hukum, bangun dialog, dan saring sebelum sharing telah menjadi pijakan utama dalam implementasi konsep bela negara untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara," ucapnya.
Saring sebelum sharing, lanjutnya, menjadi prinsip penting dalam era informasi digital ini. Dalam menghadapi maraknya penyebaran berita palsu dan konten negatif, masyarakat perlu lebih bijak dalam berbagi informasi. “Melalui penguasaan teknologi, penggunaan, dan attitude dalam bermedia sosial juga dapat meningkatkan SDM negara,” tambahnya.
www.unesa.ac.id
Narasumber lain, Prof. Dr. Maria Veronika Roesminingsih, M.Pd., Guru Besar FIP UNESA menyebut ada berbagai pola penyebaran paham radikalisme era modern. Pola itu sangat rawan karena menggunakan teknologi yang terus menyebarkan ke berbagai lini kehidupan masyarakat.
“Kenali tindakan radikal, mulai dari aktivitas bahkan ajakan yang menyimpang apalagi di lingkungan kampus yang rawan akan pendidikan salah khususnya pendidikan agama yang kaku hingga menggunakan cara kekerasan,” terangnya.
UNESA sebagai PTN-BH dapat menjadi wadah yang membentuk generasi yang berpikiran terbuka dan mampu mengenali dan menangani radikalisme dengan bijak. Memperkuat pendidikan kewarganegaraan dan mengarahkan mahasiswa untuk ikut aktif dalam kegiatan yang konstruktif dan berkualitas dapat menjadi counter radikalisme di lingkungan pendidikan.
Brigjen Pol Nazirwan Adji Wibowo, S.Ik., M.Si., selaku Pati Sahli Kapolri, mengatakan bahwa ada empat tahapan seseorang menjadi paham radikal yang puncaknya adalah tahap jihadisasi berupa mengambil tindakan atas keyakinannya. Dia menyebut perlu empat sasaran untuk mencegah perluasan paham radikal.
“Jadikan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai 4 konsensus dasar berbangsa dan bernegara sebagai salah satu sasarannya, ini perlu masukkan ke bagian dari kurikulum pendidikan,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya, dan Usaha, Dr. Bachtiar Syaiful Bachri, M.Pd., menyebut kegiatan ini langkah UNESA untuk memastikan SDM yang dihasilkan menjadi figur yang dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat dapat memicu resiko terhadap lunturnya rasa nasionalisme warga negara Indonesia khususnya para mahasiswa dan civitas akademika UNESA.
“Dengan langkah konkrit ini, UNESA dapat menjadi pusat pembinaan ideologi yang sampai saat ini menggunakan ideologi Pancasila di tengah-tengah era yang semakin terbuka,” tutupnya.
Dia berharap kegiatan ini dapat mengingatkan masyarakat untuk dapat memilah informasi di berbagai platform sosial media yang sangat rawan menimbulkan salah tafsir pemahaman yang keliru dan akan melunturkan sikap taat terhadap ideologi Pancasila. []
***
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah
Share It On: