Kemarin Kamis 4 Desember 2008 di Gedung K9 PPs Unesa telah dikukuhkan dua doktor baru Program Pascasarjana Unesa. Dr. Ali Mustofa, SS., dan Dr. Suyatno, M.Pd., merupakan doktor ke 11 dan 12 yang telah dikukuhkan Prodi S3 Pendidikan Bahasa dan Sastra PPs Unesa. Pada ujian yang pertama, promovendus Ali Mustofa, SS., M.Pd., memaparkan disertasi dengan judul: Sexuality in the Novels of Indonesian Women Writers in the Early 2000s. Para penguji terdiri dari: Prof. Dr. C. Bakdi Soemanto, S.U., Prof. Dr. Soekemi, Dr. Irene Risakotta, M.Pd, Prof. I Ketut Budayasa, Ph.D, Prof. Dr. Fabiola Kurnia, M.Pd., Prof. Dr. Abbas A. Badib, MA., MA, Prof. Dr. Budi Darma, MA., Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro dan Prof. Dr. Haryadi. Mengapa pengarang wanita yang anda teliti, pendekatan latar belakang aspirasinya sama? tanya sang penguji. Masalah seksual adalah masalah universal. Kesadaran yang sama tentang seksual dan tekanan terhadap wanita yang selama ini diterima menyebabkan mereka menuliskan aspirasinya, jawab doktor yang juga dosen FBS Unesa. Promovendus dapat menjawab semua pertanyaan penguji dengan tangkas dan menggunakan bilingual. Dan akhirnya gelar doktor dan predikat sangat memuaskanpun diraihnya. Pada ujian yang kedua, promovendus Drs. Suyatno, M.Pd., memaparkan disertasi dengan judul: Struktur Narasi dan Kohesi Novel Karya Anak. Promovendus berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji. Berkat penelitian mengenai novel anak yang ditulis anak, Kajur Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unesa itu lulus dengan predikat sangat memuaskan. Hal tersebut tak lepas dari keoriginalitasan bahasan disertasi yang ditulisnya. Dalam disertasinya, dosen dan motivator ulung dalam bidang pendidikan itu menulis kekhasan karya sastra yang ditulis oleh anak-anak. Dengan gaya bahasa yang lugas, bapak tiga anak ini selalu menanggapi setiap pertanyaan dan pernyataan para penguji. Dua kali para penguji mendaulat promovendus untuk mendongeng. May si Kupu-kupu didemonstrasikan ke penonton. Para audien yang hadir pun dibuatnya bertepuk tangan sebagai aplaus atas kepiawaian pria kelahiran Labuhan Bilik ini dalam mendongeng. Setelah menyandang gelar doktor, Suyatno pun berjanji untuk berkomitmen dan mendedikasikan kemampuannya untuk dunia pendidikan sastra anak. Bahkan, dia pun berkeinginan membangun sebuah sanggar yang nantinya diperuntukkan bagi anak-anak yang ingin mengeksplorasi kemampuan menulis. Selamat Pak Doktor, Semoga Karya Sastra Indonesia bisa mendunia. Amin