Pola hidup bersih dan sehat seperti mengenakan masker, rajin mencuci tangan, bisa mencegah dari paparan berbagai penyakit, salah satunya cacar monyet (ilustrasi: Anna Shvets/Pexels.com)
Unesa.ac.id, SURABAYA—Monkeypox atau yang dikenal sebagai cacar monyet merupakan jenis penyakit menular yang kini telah mencatatkan 88 kasus di Indonesia (data Kementerian Kesehatan RI). Di antara kasus-kasus tersebut, tiga di antaranya terkonfirmasi berada di Jawa Timur. Hal ini mengundang perhatian dari dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Menurut Koordinator Prodi Pendidikan Profesi Dokter UNESA, dr. Nieke Andina Wijaya, masyarakat harus sadar terhadap penyakit tersebut. Paling sederhana mengetahui penyebab dan gejalanya sebagai upaya antisipasi.
Dosen FK UNESA itu menjabarkan, masa inkubasi cacar monyet atau monkeypox cukup panjang. Gejala klinis yang dapat muncul antara 4 hingga 21 hari setelah terpapar virus. "Gejala awal monkeypox mirip dengan flu atau cacar air, seperti demam, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening," jelasnya.
Setelah gejala awal muncul, dalam beberapa hari akan timbul ruam yang dimulai dari bintik-bintik merah. Kemudian akan berkembang menjadi gelembung berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, hingga akhirnya menjadi keropeng yang mengering dan mengelupas.
Infeksi biasanya berlangsung antara 2 hingga 4 minggu, dan ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan, serta telapak kaki. Tak hanya itu, tidak dapat menutup kemungkinan juga dapat muncul di mulut, alat kelamin, dan mata.
Bukan Dampak Vaksin
Dosen sekaligus dokter spesialis kulit dan kelamin itu menjelaskan bahwa penularan cacar monyet kepada manusia dapat terjadi melalui berbagai cara. Kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi dan melalui benda yang terkontaminasi virus tersebut dapat membuat orang terinfeksi.
"Bukan akibat vaksin covid-19, virus ini masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka atau terbuka walaupun luka tersebut tidak terlihat, saluran pernapasan, atau selaput lendir seperti mata, hidung, atau mulut," bebernya.
Pakaian, tempat tidur, handuk, atau peralatan makan yang telah terkontaminasi virus dari orang yang terinfeksi juga dapat menulari orang lain. Walaupun penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung kulit ke kulit atau membran mukosa, termasuk saat berhubungan seks, penyakit ini tidak digolongkan sebagai penyakit infeksi menular seksual (IMS).
"Virus ini juga bisa ditemukan dalam air mani dan swab rektal dari pasien, yang mengonfirmasi bahwa dapat ditularkan melalui aktivitas seksual, namun ini hanya salah satu dari banyak cara penularan," tegasnya.
Tips Menghindari Penularan
Cacar monyet ini juga menjadi perhatian dr. Rahmantio Adi. Meskipun gejala umumnya ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya, pada beberapa individu, terutama mereka yang berisiko tinggi, penyakit ini dapat menimbulkan gejala yang lebih serius. Komplikasi serius termasuk infeksi kulit sekunder, pneumonia, gangguan kesadaran, dan masalah mata.
"Pada kasus yang jarang, cacar monyet dapat menyebabkan kematian, terutama pada bayi baru lahir, anak-anak, wanita hamil, serta mereka yang mengalami penurunan kekebalan tubuh," tambahnya.
Untuk mengurangi risiko penularan cacar monyet, Dokter Tio memberikan beberapa tips sederhana yang dapat diterapkan. Pertama, dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol. Cuci tangan harus secara rutin, terutama setelah kontak dengan seseorang yang terinfeksi atau dengan permukaan yang mungkin terkontaminasi.
Kedua, menggunakan pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan pelindung mata jika merawat pasien dengan cacar monyet atau jika ada risiko paparan. Kemudian, menjaga sanitasi di lingkungan sekitar.
"Lakukan desinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh, peralatan, dan lingkungan yang mungkin terkontaminasi untuk mencegah penyebaran virus," tambahnya. Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, risiko penularan cacar monyet dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat membantu mencegah penyebaran lebih lanjut dari virus cacar monyet.[]
***
Reporter: Muhammad Dian Purnama
Editor: @zam*
Foto/ilustrasi: Anna Shvets/Pexels.com
Share It On: