Kasubdit Pusat Unggulan Iptek Disabilitas memberikan penguatan dalam Edukasi Literasi: Anti Kekerasan bagi Mahasiswa Disabilitas UNESA.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Banyak kegiatan yang bisa dilaksanakan untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional (3 Desember). Salah satunya bisa dengan mengadakan edukasi literasi seperti yang dilaksanakan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di Auditorium Fakultas Psikologi, UNESA Kampus II Lidah Wetan, pada Jumat, 13 Desember 2024.
Kegiatan atas kolaborasi Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) bekerja sama dengan Pusat Unggulan Ilmu Disabilitas ini bertajuk "Anti Kekerasan bagi Mahasiswa Disabilitas Selingkung UNESA."
Kasubdit Pusat Unggulan Iptek Disabilitas (PUID), Wagino menuturkan, acara ini bertujuan memperkuat pemahaman mahasiswa disabilitas tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif.
Mahasiswa disabilitas UNESA ‘menyimak’ penyampaian direktur PPIS tentang pencegahan kekerasan.
Dia menyampaikan pentingnya kegiatan ini bagi mahasiswa disabilitas yang memiliki cara akses informasi berbeda-beda. "Melalui acara ini, kami berharap mereka memahami bagaimana menciptakan lingkungan yang aman, di mana semua orang merasa terlindungi," ujarnya.
Wagino menambahkan bahwa mahasiswa disabilitas perlu memahami tanggung jawab sosial mereka di masyarakat. "Sebagai individu dewasa, ada tanggung jawab yang harus kalian pikul atas setiap perilaku," tambahnya.
Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis (PPIS) UNESA, Mutimmatul Faidah, menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan dalam pencegahan kekerasan. Terlepas ada atau tidak adanya kasus, sosialisasi harus tetap dilakukan.
Edukasi anti-kekerasan ini rutin dilakukan sebagai upaya pencegahan UNESA.
Dia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program berkelanjutan untuk membantu mahasiswa memahami kebutuhan seksualitas, perubahan mental sosial, serta kemampuan pertahanan diri jika menjadi korban kekerasan.
Menyadari beragam kebutuhan mahasiswa disabilitas, penyelenggara menyediakan pendamping dan translator untuk mendukung aksesibilitas. Setiap mahasiswa mendapatkan pendampingan sesuai kebutuhan, memastikan semua peserta dapat memahami materi yang disampaikan dengan optimal.
Melalui kegiatan ini, UNESA mempertegas komitmennya sebagai kampus inklusif yang tidak hanya mendukung mahasiswa disabilitas dari sisi akademik, tetapi juga melindungi hak dan keamanan mereka. "Semoga semua mahasiswa disabilitas di UNESA merasa nyaman, mampu melindungi diri dari kekerasan, dan dipastikan tidak menjadi pelaku kekerasan," harap Mutimmatul Faidah.[*]
***
Reporter: Prismacintya (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: