www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya – Universitas Negeri Surabaya yang terkenal dengan sebutan kampus ramah disabilitas, tak lupa memeriahkan peringatan hari disabilitas internasional setiap tahunnya dengan menggelar kompetisi untuk anak berkebutuhan khusus. Berbeda dengan tahun lalu yang menyelenggarakan kompetisi lingkup nasional, kali ini Unesa menyelenggarakan kompetisi tingkat Asia Tenggara yang dikemas dalam acara Southest Asia Disability,s Talent Competition 2K20. Perhelatan unjuk bakat dan minat anak disabilitas ini terselenggara secara luring dan daring. Untuk luring, kegiatan diselenggarakan di Grand City Surabaya, sedangkan untuk daring dilakukan via aplikasi zoom, Minggu (20/12).
Kegiatan yang juga terselenggara untuk memperingati Dies Natalis Unesa ke 56 ini juga mengundang Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Unesa, Dr.Sujarwanto, M.Pd., Ketua Persatuan Dharma Wanita Surabaya, Iis Hendro Gunawan, Asep Sukmayadi selaku Ketua Pusat Prestasi Nasional, Bahagian Pendidikan Khas Kementrian Pendidikan Malaysia, SEAMEO SAM dan JCI East Java.
Dalam sambutannya, Dr.Sujarwanto mengungkapkan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk kegiatan yang telah terselenggara setiap tahunnya ini. Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi awal untuk para anak disabilitas bisa menunjukkan bakat yang mereka miliki.
“Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi panggung untuk anak-anak yang istimewa agar terus bergerak. Sehingga potensi yang selama ini terpendam bisa dimunculkan, dan bisa menjadi profesi untuk mereka kedepannya,” ungkap Sujarwanto.
Hal serupa disampaikan oleh Ketua Pusat Dharma Wanita Persatuan Surabaya, Iis Hendro Gunawan yang mengapresiasi kegiatan yang sudah diinisiasi oleh PSLD (Pusat Studi Layanan Disabilitas) Unesa. Iis menjelaskan jika setiap anak memiliki potensi yang berbeda, namun tidak menutup kemungkinan mereka (anak disabilitas) mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk bisa berprestasi. Lebih lanjut, ia memohon dukungan kepada masyarakat untuk selalu memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus.
“Saya kira, tidak berlebihan kalau saya berterima kasih dengan Unesa dan PSLD karena sudah membantu terselenggaranya acara. Kita akan berjuang membawa anak disabilitas menjadi individu yang punya tempat di masyarakat. Kita butuh dukungan dari masyarakat, agar selalu hadir dan terlibat untuk inklusifitas dan tidak ada lagi akses yang tertutup bagi anak disabilitas karena mereka punya kesetaraan untuk bisa tampil sebagaimana anak anak yang lain,” papar Iis.
Dukungan dari terselenggaranya ajang tahunan ini juga datang dari Pusat Prestasi Nasional. Asep Sukmayadi mengatakan jika kegiatan ini bisa dijadikan secara sarana silaturahmi dan mendekatkan persaudaraan khusunya pada pengembangan prestasi dan talenta se-lingkung Asia Tenggara.
“Ini merupakan platform yang perlu kita perkuat bersama dan menunjukan kepada dunia bahwa asia tenggara telah melayani anak yang berkebutuhan khusus. Selain itu acara ini juga menjadi ajang pemerataan prestasi untuk anak di Indonesia. Ini juga merupakan marwah dari kementrian agar bisa memberikan kesempatan dan perluasan kesetaraan berprestasi,” ujar Asep.
Awalnya, ada sekitar 70 peserta se-lingkung Asia Tenggara termasuk Indonesia yang harus menunjukan bakatnya via daring agar bisa terseleksi dan masuk kategori 10 besar. Nantinya, kesepuluh peserta tersebut akan beradu di babak grand final dan memperebutkan hadiah yang telah disiapkan panitia berupa piala, sertifikat dan uang pembinaan.
Dalam kegiatan tersebut, beberapa bakat telah ditunjukan oleh peserta yang meerupakan anak berkebutuhan khusus, diantaranya menyanyi, menari, membaca puisi, bermain alat musik, melukis dan berenang. Para peserta yang tampil juga dinilai oleh juri yang berasal dari beberapa instansi atau organisasi seperti Unesa, SEAMEO SAN, JCI East Java, Pusat Prestasi Nasional, serta perwakilan Pemerintah Kota Surabaya,
Di akhir kegiatan, diumukan tiga peserta terbaik yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi dan berhak memperoleh hadiah yang disiapkan. Ketiga peserta tersebut adalah Agil Kaleb Gracianto dari Indonesia yang berhasil menjadi juara 1 dengan bakatnya bermain musik. Di urutan ke dua, ada perwakilan dari Malaysia, SK Pendidikan Khas Tuaran Hebat yang berhasil memukau para juri dengan memainkan alat musik tradisonal. Di urutan ketiga ada Hendro Prasetyo dari Indonesia, seorang tuna rungu dengan bakatnya yakni melukis. (Suryo)
Share It On: