www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Ketika bangsa ini ‘menyeberang’ dari September ke Oktober 57 tahun lalu, ada peristiwa getir yang dilalui; pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) atau yang dikenal dengan G30S/PKI. Peristiwa ini berujung pada penculikan dan pembunuhan tujuh pahlawan revolusi oleh ‘Pasukan Cakrabirawa’.
Peristiwa berdarah itu kini diperingati sebagai G30S/PKI pada 30 September dan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober. Pada umumnya masyarakat memperingatinya dengan pemasangan bendera setengah tiang untuk G30S/PKI dan pemasangan bendera full (ujung atas) tiang pada 1 Oktober-nya.
Mengenai peringatan tersebut, dosen sejarah Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Drs. Sumarno, M.Hum angkat bicara. Ada sejumlah perbedaan pendapat mengenai peristiwa dan peringatan tersebut. “Terlepas dari motif, strategi serta haluan politik saat itu, yang jelas para jenderal gugur dan dibantai. Ini persoalannya tidak jauh dari faktor ideologi bangsa Indonesia, Pancasila,” jelasnya.
Pancasila, merupakan ideologi negara yang dirumuskan para pendiri bangsa dengan nilai-nilai yang mengakomodasi tantangan kemerdekaan saat itu dan masa depan bangsa Indonesia. “Mengenai kejadian itu, dari fakta-fakta sejarah yang terkemuka, pokoknya jangan sampai mencari-cari kesalahan untuk menghidupkan kembali komunisme,” tandasnya.
Bagaimana memaknai peringatan tersebut? Menurutnya, kejadian tersebut tentu harus menjadi pembelajaran bersama bagi generasi penerus bangsa saat ini. Atas nama kemanusiaan, tragedi berdarah itu tidak boleh terulang kembali.
Cukuplah darah dan nyawa berjatuhan dalam sejarah, tugas generasi sekarang dan ke depan adalah menjaga dan merawat bangsa ini menjadi tempat hidup yang aman, nyaman, damai dan penuh kasih bagi warganya.
Selanjutnya, yang bisa dipetik adalah generasi muda harus memperkuat diri dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai dan karakter Pancasila yang kuat dalam diri inilah yang tidak bisa disusupi paham yang memecah belah bangsa. “Generasi muda, di zaman milenial perlu membekali diri dengan ideologi Pancasila yang benar, jangan Pancasila yang bengkok-bengkok,” katanya.
Guna memperkuat internalisasi nilai Pancasila kepada generasi bangsa dan masyarakat tentu perlu strategi dan komitmen bersama. Perguruan tinggi pun harus terlibat. UNESA, lanjutnya, sudah melakukan berbagai upaya preventif untuk itu.
Kampus ‘satu langkah di depan’ itu rutin mengadakan seminar atau webinar penanaman nilai Pancasila di lingkungan kampus bahkan di tengah masyarakat. Selain itu, juga memiliki duta Pancasila dan menggagas kampung Pancasila di berbagai daerah hingga di desa. Anak-anak muda dan mahasiswa dilibatkan dalam program-program UNESA. [HUMAS UNESA]
Penulis: Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Sumber foto : Devinda - https://loperonline.com/wisata/kenang-peristiwa-g30s-pki-ini-5-tempat-yang-bisa-dikunjungi/97763/
Share It On: