www.unesa.ac.id
“Perasaan kami sangat senang, juara 3 itu sudah menjadi prestasi yang membanggakan bagi tim kami. Dilihat dari persiapan kami yang dimulai dari bulan maret sampai September,” ujar mahasiswa teknik mesin angakatan 2017 itu.
Persiapan yang sangat terbatas ini diakibatkan berubahnya jadwal perlombaan yang awalnya akan dilaksanakan pada Desember, dimajukan lebih awal di bulan September. Dimajukannya jadwal perlombaan dikarenakan cuaca di bulan Desember sudah memasuki musim penghujan. Sehingga membuat Garnesa Racing Team harus mempersiapkan kondisi mobil dipercepat.
“Pada Maret kami sudah mulai mengerjakan sasis, body hingga mesin. Tentu kami sangat kaget ketika jadwal dimajukan. Jadi jam kerja pun juga harus dipercepat, sampai harus lembur sampai jam 12 malam,” kata mahasiswa kelahiran Ponorogo itu.
Selain itu Wahyu beserta tim menargetkan untuk tidak puas dalam pencapaian yang sekarang. Menurutnya target lainnya adalah Kontes Mobil Hemat Energi 2020 Sell Eco Marathon Asia yang diselenggarakan di Sirkuit Sepang Malaysia.
Firman Yasa Utama selaku dosen pendamping dari Tim Garnesa mengaku bersyukur atas prestasi yang diraih mahasiswa didiknya. Menurutnya, Para personil tim sudah berusaha dengan keras dan banyak personil baru yang perlu banyak belajar.
Firman juga menambahkan arena yang akan menjadi tempat perlombaan juga tidak sesuai ekspektasi dari tim yang beranggotakan mahasiswa dari Teknik Mesin itu. Pasalnya, jalanan yang agak menanjak membuat mereka salah untuk melakukan perhitungan dalam merancang mobil hemat energi ini.
“Target kami berharap bisa mempertahankan juara 1, namun karena banyak faktor seperti kondisi lintasan yang ternyata diluar prediksi dengan latihan sehingga berbeda sama sekali estimasinya,” jelas Dosen Teknik Mesin tersebut.
Pada perlombaan yang dilaksanakan pada 24 – 28 September ini, Para peserta diberi kesempatan 5 kali untuk menunjukan kebolehan mobil rancangannya. Tim Garnesa sendiri sempat belum mencapai batas waktu yang ditempuh sesuai aturan perlombaan. Sehingga perlu perubahan komposisi pada beberapa bagian mobil
“Pada Final kami sempat mengganti gear yang lebih kecil di depan untuk mendapatkan akselerasi yang lebih ringan. Hasilnya terjadi peningkatan jarak tempuh dari pemakaian konsumsi bahan bakar yang tadinya 76 Km/liter meningkat menjadi 96 km/liter,” papar Firman.
Firman juga berpesan kepada mahasiswa teknik yang akan mengikuti kompetisi dalam waktu dekat agar waktu persiapan perlu diadakan lebih lama lagi dan intensif. Serta meningkatkan komunikasi dan koordinasi yg lebih intens dengan timeline dan target terukur.
“Aplikasi keilmuan secara akademik akan kami wujudkan menjadi hasil riset minimal utk TA/Skripsi. Kemampuan non akademik akan kami wujudkan dengan open recruitmen anggota tim dari berbagai bidang latar belakang pendidikan dan keilmuan se-Unesa. Sehingga terwujud sinergi dan kolaborasi untuk mencapai peningkatan inovasi,” pungkas Firman. (Suryo/Aida/why)
Share It On: