Jumlah peserta seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) yang gugur bertambah. Pada hari ujian terakhir kemarin, 441 peserta absen sehingga langsung dinyatakan gugur. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan hari pertama Rabu lalu yang mencapai 286 peserta. Sama seperti hari sebelumnya, para peserta yang tidak mengikuti ujian tersebut tidak memberikan keterangan jelas mengenai ketidakhadirannya. Hal itu membuat panitia tidak mengetahui alasan pasti para calon mahasiswa tersebut mengundurkan diri. "Yang jelas, hari ini (kemarin, Red) mereka tidak mengikuti ujian," kata Ketua Panitia Lokal Surabaya Budi Jatmiko. Di tengah banyaknya peserta yang gugur, pelaksanaan ujian SPMB hari terakhir berjalan lancar. Tidak ada keluhan dari panitia maupun pengawas. Misalnya, kekurangan lembar soal, tidak lengkapnya pertanyaan dan jawaban, maupun halaman yang tidak benar. Ada kejadian menarik ketika panitia melakukan sidak di Universitas Airlangga (Unair). Hal itu berawal ketika panitia mencurigai adanya joki di ruang ujian tersebut. Indikasinya, ada seorang peserta yang "mencurigakan". "Nama peserta itu Yulia Idha Triana. Kami pikir dia cewek, tapi yang mengerjakan soal ternyata laki-laki. Kami pun turun tangan memeriksa," ujar Budi. Ketika diperiksa, sang peserta tidak membawa kartu identitas. Namun, calon mahasiswa laki-laki tersebut bersikeras bahwa namanya memang Yulia Idha Triana. Tidak ada jalan lain, untuk mengantisipasi praktik perjokian, panitia membongkar dokumen Triana. "Ternyata, dia benar. Foto di ijazahnya memang laki-laki, namanya jelas tertulis Yulia Idha Triana," ungkap Budi. Ujian SPMB juga diwarnai adanya peserta yang telat. Namun, panitia memberikan toleransi 15 menit. "Toleransi yang kami berikan itu semata karena pertimbangan kemanusiaan. Kasihan kalau hanya telat beberapa menit namun bisa berakibat fatal," kata Budi. Jasmine Alifa mengaku telat lantaran jarak rumahnya dengan lokasi SPMB cukup jauh. Dia indekos di kawasan Unair, sedangkan lokasi ujian SPMB di SMKN 1 di kawasan Wonokromo. Alhasil, dia telat 10 menit karena terjebak kemacetan. "Untung, pengawas ruangan mau memahami," ungkapnya. Budi menambahkan, ujian bagi peserta SPMB belum berakhir. Itu khusus untuk peserta program studi PGSD (pendidikan guru sekolah dasar), olahraga, dan kesenian. "Pada 11 Juli, mereka diwajibkan mengikuti ujian praktik dan wawancara," ujar Budi. "Nilai ujian tersebut akan diakumulasi dengan ujian tertulis SPMB," tambahnya. Karena itu, Budi berharap agar calon mahasiswa mengikuti ujian tersebut. Jika tidak, mereka akan rugi. Secara otomatis nilai peserta yang tidak mengikuti ujian praktik dan wawancara akan kalah dengan peserta yang ikut. "Semua nilai disetor ke tim panitia pusat di Jakarta. Mereka yang mengolah data. Kami tidak berhak menentukan," katanya. Jusmono, sekretaris Panitia Lokal SPMB Surabaya, menilai pelaksanaan ujian di Surabaya cukup sukses. Indikasinya adalah tidak ditemukannya praktik perjokian dan pelanggaran yang dilakukan peserta tidak prinsipiil. "Pelanggaran mungkin masih ada, tapi tidak prinsipiil. Contohnya, saling bertanya. Namun, hanya sedikit sekali," ujarnya. (may/kit) Sumber : www.jawapos.com