Maba FT mendapatkan banyak bekal penting dalam PKKMB.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Pendidikan tinggi saat ini berada di persimpangan jalan yang kritis dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Hal itu disampaikan I Kadek Dwi Nuryana, dosen Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) FT, pada Selasa, 20 Agustus 2024.
Menurutnya, perguruan tinggi dituntut untuk bertransformasi sejalan dengan perkembangan teknologi yang pesat. Digitalisasi pembelajaran, perubahan kurikulum, dan pengembangan kompetensi dosen menjadi tantangan utama yang harus dihadapi untuk memastikan bahwa lulusan mampu bersaing di tingkat global.
Kadek menekankan bahwa era Revolusi Industri 4.0 membuka peluang besar bagi pendidikan tinggi, seperti personalisasi pembelajaran, kolaborasi global, dan inovasi dalam kurikulum, serta peningkatan akses pendidikan melalui teknologi. Namun, ia juga menegaskan bahwa semua perubahan ini hanya akan berhasil jika mahasiswa mengambil peran aktif dalam proses tersebut.
"Mahasiswa adalah motor penggerak utama dalam menghadapi era ini. Mereka harus mengembangkan keterampilan abad ke-21 yang mencakup berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital. Keterampilan ini tidak hanya penting dalam lingkungan akademik, tetapi juga di dunia kerja yang semakin kompetitif dan dinamis," jelasnya.
Yunus selaku pembina kemahasiswaan FT yang berfokus pada pembinaan kesadaran bela negara. Selain cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara serta komitmen yang kokoh juga diperlukan dalam memperkuat kedaulatan negara. Mahasiswa tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki wawasan kebangsaan yang kuat.
Yunus juga menjelaskan bahwa pengertian Pancasila sebagai dasar negara harus dipahami oleh setiap mahasiswa sebagai landasan kehidupan bernegara. Pancasila bukan sekadar ideologi, tetapi juga fondasi yang mengatur penyelenggaraan negara.
"Tanpa dasar negara yang kuat, sebuah negara tidak akan memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga mudah mengalami kekacauan," jelasnya.
Di pendidikan tinggi, ia menggarisbawahi bahwa profil pelajar Pancasila, khususnya mahasiswa, harus mencerminkan nilai-nilai pancasila. Sebagai calon pemimpin masa depan, mahasiswa harus memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang baik.
Dosen kelahiran Surabaya itu juga mengingatkan, mahasiswa harus memiliki peran penting sebagai agen perubahan dalam pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara. Sebagai generasi penerus, mahasiswa harus aktif dalam menjaga dan memajukan nilai-nilai kebangsaan serta berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa.
Selaku ketua panitia, Nugraha Prasetya D menyebut dalam rangkaian acara PKKMB, mahasiswa baru mendapatkan kesempatan untuk bisa lebih aktif berinteraksi dan beradaptasi di lingkungan fakultas teknik, mulai dari dosen, senior, ataupun dengan organisasi kemahasiswaan yang ada di Fakultas Teknik yang nantinya dapat menjadi sebuah wadah untuk mahasiswa baru Fakultas Teknik menemukan jati dirinya dan menggali potensi sesuai minat dan bakat mahasiswa baru.
Selain itu, mereka juga mengikuti berbagai sesi workshop dan seminar yang membahas topik-topik penting seputar dunia teknik, pengembangan diri, agar mempersiapkan mahasiswa baru yang mempunyai etika profesional serta peran mereka sebagai bagian dari komunitas akademik UNESA.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa baru dapat lebih siap menghadapi tantangan akademik dan sosial selama masa studi mereka di fakultas dan juga di masa depan yang akan mendatang. PKKMB FT dikemas dalam berbagai kegiatan dengan maksud dan tujuan untuk mengenalkan sistem perkuliahan dan akademik di FT UNESA.[]
***
Reporter: Muhammad Dian Purnama
Editor: @zam*
Foto: Tim
Share It On: