Unesa.ac.id, SURABAYA-Gagal berkali-kali dalam beberapa kompetisi cipta puisi tidak membuat Dian Nur Cahyani berhenti. Mahasiswi prodi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) itu terus membaca dan melatih diri dalam menulis serta mengikuti berbagai lomba hingga akhirnya mendulang prestasi.
Dia menjuarai Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Zen 3.0 Indonesia Writer Comunity yang berlangsung pada 29 Desember 2021-14 Januari 2022. Dalam lomba tersebut, Dian Nur Cahyani berhasil ‘mengalahkan’ 1.500 peserta dari kalangan guru dan umum berbagai daerah.
Mahasiswi asal Lamongan itu mengaku, awalnnya dia mengikuti lomba tidak terlalu memikirkan apakah menjadi juara atau tidak. Sebab, niatnya hanya mengisi waktu dengan aktivitas positif sembari terus mengembangkan diri lewat lomba.
Baginya, mengikuti lomba dapat membangkitkan semangat untuk terus belajar, membaca dan menulis. Itupun, mendapat informasi lomba tersebut ketika dia bermedia sosial. “Kemarin itu waktu saya scroll sosmed saya dapat info, lalu saya mencoba ikut, kebetulan kan kemarin juga itu masih libur. Gak tahunya dan kaget juga ternyata saya juara,” ungkapnya.
Untuk lomba tersebut, Dian Nur Cahyani mengajukan puisi berjudul “Aksara Senja” yang mengisahkan tentang keindahan senja dan deburan ombak di pantai yang tidak sedikit mendatangkan berbagai inspirasi bagi para penikmatnya. “Siapa sih yang gak suka suasana sore dan senja, apalagi di tepi pantai. Ide itulah yang memecah kebuntuan saya menentukan tema dan lahirlah puisi itu,” tukasnya.
Dia mengaku, menentukan tema merupakan bagian dari tantangan tersendiri dalam menulis puisi. Biasanya tema diambil dari situasi dan permasalahan di sekitar dan kadang dari pengalaman pribadi. Selain itu, manajemen waktu. Sebab, menulis, apalagi puisi membutuhkan vibes dan waktu khusus. Agar aktivitasnya teratur, Dian Nur menyusun jadwal khusus.
Kunci sukses menaklukkan lomba tersebut, lanjutnya, yaitu rajin belajar dan membaca serta terus berlatih. Selain itu, juga pandai-pandai memanfaatkan waktu luang. Hal penting lainnya, yaitu dukungan dari orang tua, keluarga dekat, teman dan para dosen.
“Semangat kita kadang pasang surut gak karuan, jadinya kadang kita butuh motivasi dari mereka, terutama orang tua. Saya persembahkan juara ini untuk mereka,” ucapnya. Dia berharap, prestasi tersebut bisa menjadi motivasi baginya untuk terus meraih prestasi pada lomba-lomba berikutnya. “Syukur kalau bisa menjadi motivasi dan inspirasi juga bagi yang lain,” pungkasnya. [Humas UNESA]
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas'ud
Editor: @zam*
Share It On: