Monev Program Dana Padanan (PDP) Kedaireka Tahun 2024 oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) di Rektorat, UNESA Kampus 2 Lidah Wetan.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Sejumlah perguruan tinggi menjalani monitoring dan evaluasi Program Dana Padanan (PDP) Kedaireka Tahun 2024 oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) di Rektorat, UNESA Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Pada monev hari kedua ini, sejumlah perguruan tinggi, termasuk UNESA yang lolos Program Dana Padanan (PDP) Kedaireka melanjutkan pemaparan hasil kolaborasi riset dan inovasi dengan dunia usaha dan industri atau dudi.
Dalam program ini, UNESA memiliki 6 riset-inovasi skema PDP Kedaireka 2024. Salah satu pengusung dari enam inovasi itu ialah Asrul Bahar. Dosen UNESA tersebut mengusung riset atau judul tentang “Produksi Natrium Alginat Berbasis Sargassum Cristaefolium Dari Madura Menggunakan Ultrasound-Assisted Extraction (Uae)”.
Dia menyampaikan, sampai saat ini di Indonesia belum mempunyai dan belum ada produsen alginat atau algin padahal bahan bakunya melimpah tidak hanya di Madura dan Kanian, tetapi hampir di semua kepulauan Indonesia bisa mendapatkan sargassum.
“Kalau ini berhasil, dampaknya untuk masyarakat sangat luar biasa, karena harga sargasum itu murah sekali dan kalau itu sudah bisa dihasilkan jadi alginat-alginat itu harganya luar biasa maha. Kalau kegiatan ini betul-betul bisa diterapkan di masyarakat atau dipenuhi usaha di dunia usaha ini adalah lompatan yang luar biasa,” ujarnya.
www.unesa.ac.id
Setelah beberapa tahun inovasi-inovasi kedaireka ini berjalan dan menghasilkan kebermanfaatan terutama bagi masyarakat. “Semoga program-program seperti kedaireka ini tidak dihapus dan tetap berlanjut sehingga penelitian dosen itu sudah bisa ditularkan ke dudi,” harapnya.
Selain itu, dosen UNESA, salah satu ketua tim pengusul PDP, Handini Novita Sari, mengusung riset-inovasi tentang “Hilirisasi Mesin Steamer Batik Ecoprint untuk Mengoptimalkan Proses Transfer Warna pada Kain”. Inovasinya ini melibatkan CV Sumber Pangestu Mandiri di Madiun.
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan mesin steamer batik eco-print semi-otomatis yang dilengkapi dengan kontroler suhu dan waktu. Mesin ini dirancang untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh produsen batik ecoprint dalam proses mordanting (perendaman) kain yang masih menggunakan metode konvensional, sehingga hasil batik tidak konsisten dan kurang optimal.
“Mesin ini juga didesain untuk menampung lebih banyak kain dan mencegah lipatan yang merusak corak batik,” ucapnya.
Batik ecoprint di Indonesia mulai diperkenalkan pada tahun 2016 dan menjadi populer karena keunikan dan nilai estetikanya yang tinggi. Teknik ini menggabungkan seni tradisional dengan bahan-bahan alami untuk menciptakan pola unik pada kain, menjadikannya pilihan fashion yang eksklusif dan bernilai tinggi.
Handini, tim pengusul UNESA menyebutkan alasannya memilih hilirisasi mesin steamer batik ecoprint di antaranya karena masalah yang dihadapi produsen batik ecoprint masih menggunakan metode konvensional yang dimana tidak dapat dikontrol indikator waktu dan suhunya.
“Lalu dimensi panci saat proses mordanting relatif kecil sehingga kain batik lebih mudah untuk terjadi penekukan dan nantinya akan terjadi lipatan pada kain batiknya, karena itu kami hadirkan untuk menjawab hal tersebut,” bebernya.
Hasil penelitian tersebut langsung diaplikasikan di masyarakat, terutama bagi produsen batik ecoprint yang dapat menggunakan mesin ini untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi mereka.
“Semoga hasil penelitian yang jadi inovasi ini dapat meningkatkan daya saing batik ecoprint Indonesia di pasar global, mendukung industri batik lokal, dan mendorong inovasi dalam proses produksi batik yang ramah lingkungan dan berkualitas tinggi,” harap Handini.
Sebagai informasi, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi tuan rumah pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Program Dana Padanan Kedaireka Batch 1 tahun 2024, pada Senin-Selasa, 12-13 Agustus 20024. Agenda Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) ini berlangsung di Meeting Room 801, Rektorat, Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya.
Monev ini dilakukan di dua tempat yang melibatkan dua tuan rumah, yaitu UNESA dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Adapun sejumlah perguruan tinggi yang dimonev yaitu UNESA, Unhas, Universitas Negeri Makassar (UNM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Kristen (UK) Petra, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
***
Reporter: Putri Ayu Fatmawati (Intenship)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: