Leani Ratri Oktila berpose lengkap dengan almamater UNESA di depan gedung FIKK.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Peraih medali emas Paralympic Tokyo 2020 dan Paris 2024, Leani Ratri Oktila menyambagi Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), pada Senin, 22 Oktober 2024.
Kehadirannya di kampus yaitu terkait urusan studi. Ia juga menyempatkan waktu untuk sharing pengalaman dan perjuangannya meraih prestasi yang membanggakan di tingkat dunia kepada mahasiswa dan civitas UNESA.
Mahasiswi S-3 Pendidikan Jasmani (Penjas), FIKK UNESA itu menyampaikan rasa bangganya bisa berkontribusi bagi bangsa dan negara dengan mengibarkan merah putih selama dua kali berturut-turut di podium kompetisi olahraga tingkat dunia.
Pada Paralympic Paris 2024 beberapa waktu lalu, Ratri yang berpartner dengan Hikmat Ramdani pada nomor ganda campuran para-badminton itu, selain menyumbang medali emas satu-satunya untuk Indonesia, juga meraih satu medali perak pada nomor tunggal putri.
"Suatu kesyukuran bisa sampai di tahap ini. Perjalanan ke sana tentu banyak rintangan dan pengorbanannya. Intinya, saya fokus tingkatkan performa, strategi permainan, disiplin latihan dan terus latihan sampai batas kemampuan," ucapnya.
Selain latihan fisik, ia juga banyak meningkatkan strategi permainan dalam bentuk sparing partner dengan atlet lainnya yang didatangkan oleh National Paralympic Committee Indonesia (NPCI). Proses latihannya juga didukung banyak pihak, termasuk klub para-badminton.
Leani Ratri Oktila membagikan kisah perjuangannya meraih prestasi di kancah dunia dalam sharing session di FIKK.
"Bagi saya, latihannya harus fokus dan disiplin. Apapun eventnya, besar dan kecil saya selalu konsisten melatih mental dan fisik. Setiap event memerlukan persiapan yang matang. Saya tidak mau terlena karena prestasi, apalagi sampai meremehkan pertandingan,” tandasnya.
Ratri membeberkan motivasi di balik perjuangan dan capaian gemilangnya tersebut yang tidak lain untuk membanggakan orang tua dan keluarga besar. Orang tua menjadi dorongan terbesarnya untuk terus berkembang dan meraih prestasi.
"Saya kecelakaan tahun 2011 sampai kondisi saya seperti ini tentu sempat bikin down. Namun, orang tua selalu mendukung dan mendorong saya untuk berkembang hingga sampai di level ini," bebernya.
Selain itu, juga sebagai bentuk rasa cintanya kepada tanah air yang mendorongnya untuk terus berjuang mengibarkan bendera merah putih di kancah internasional.
"Dengan meraih prestasi seperti medali emas di kompetisi olahraga dunia, kita bisa mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang disaksikan masyarakat dunia. Itu yang bikin bangga dan haru sampai meneteskan air mata," ungkap atlet kelahiran Bangkinang, Riau itu.
Dalam sesi sharing yang juga akan ditayangkan di kanal YouTube FIKK itu, Ratri menuturkan saat ini sedang menjalani studi doktornya dengan skema yang disiapkan kampus dan fokus menyiapkan diri untuk menyambut berbagai kompetisi mendatang menuju Paralympic Los Angeles 2028.[]
***
Reporter: Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP) dan Dewanda Puspita (Internship)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: