www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Menyambut Hari Stroke Sedunia yang diperingati setiap 29 Oktober, Pusat Kajian Ilmu Keolahragaan (PKIK) UNESA bersama National Hospital Surabaya, Kortex, Indonesia Brain Spine Community dan Granostic menyelenggarakan webinar “Pencegahan Stroke dan Peningkatan Derajat Aktivitas Fisik Civitas Academica UNESA” pada Kamis, 21 Oktober 2021 di Lantai 11 Rektorat UNESA Kampus Lidah Wetan.
Sebagai pemateri, kegiatan tersebut dihadiri empat narasumber; 1) dr. Gigih Pramono, Sp.BS dari KORTEX, 2) Dr. Lilih Dwi Priyanto, M.MT Ketua Brain Spine Community, 3) Dr. Moch. Purnomo, M.Kes Kepala PKIK UNESA, 4) Kunjung Ashadi, S.Pd., M.Fis., AIFO selaku Sekretaris PKIK. Pada sesi penyampaian materi, kegiatan dipandu dr. Aji Wibowo sebagai moderator.
Ketua pelaksana acara, Muhammad Dzul Fikri, S.Or., M.Pd menyatakan bahwa webinar tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Stroke Sedunia pada 29 Oktober 2021. Tujuannya sebagai salah satu langkah meningkatkan derajat aktivitas fisik sehingg terhindar dari yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia.
Lewat sambutannya, Dr. Agus Hariyanto, M.Kes., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNESA menyampaikan bahwa dengan webinar tersebut dapat akan banyak inspirasi sekaligus petunjuk tentang cara menjaga kesehatan dan kebugaran serta bagaimana upaya meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari sehingga bisa terhindar dari stroke. Menurutnya, aktivitas fisik ke depannya akan menjadi kebutuhan bagi semua orang. “Pola hidup sehat, banyak bergerak salah satu yang bisa dilakukan untuk mencegah stroke,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Moch. Purnomo menyampaikan materi tentang ‘Kondisi Aktivitas Fisik dan Derajat Kesehatan Civitas Academica UNESA’. Berdasarkan data 2021, ia memaparkan bahwa aktivitas fisik civitas academica UNESA baik mahasiswa maupun dosennya masih rendah dan dibawah anjuran WHO yang setiap minggu minimal 150 menit dengan intensitas sedang. Menurutnya, mahasiswa dan dosen harus terus didorong untuk terus meningkatkan aktivitas fisik dan derajat kesehatan ke depannya.
Sementara itu, Kunjung Ashadi memaparkan seputar ‘Olahraga dan Aktivitas Fisik bagi Civitas Academica UNESA agar Memiliki Derajat Kesehatan yang Baik dan Terhindar dari Penyakit Stroke’. Menurutnya, tidak ada cara lain agar terhindar dari stroke kecuali menghindari atau mengurangi faktor penyebabnya. Seperti menghindari malas gerak dan tidak merokok. Kemudian yang harus dilakukan adalah melakukan banyak gerakan fisik, rutin berolahraga, pola makan yang bagus dan paling penting menghindari rokok. Bagi yang sudah kebiaasan bisa dikurangi secara perlahan. Sementara bagi yang tidak merokok agar mempertahankan itu.
Kemudian, pemateri ketiga, Lilih Dwi Priyanto tampil dengan gaya penyampaian yang berbeda, seperti motivator. Mula-mula ia mengaja peserta kembali mengingat kejadian masa lalu, masa-masa kecil, kejadian di sekolah maupun bersama keluarga. Ia kemudian mengajak peserta berdiri lalu bertepuk pramuka bersama. Setelah itu mengajak peserta meletakkan tangan kanan di dada kiri. Ia mengajak refleksi kehadiran Tuhan setiap detak jantung dan alirah darah.
dr. Gigih Pramono menyatakan bahwa stroke menempati urutan kedua di dunia sebagai penyebab kematian setelah kematian jantung. Karena itu perlu diwaspadai. Untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut, maka dibuatkanlah hari peringatan khusus. Stroke adalah gangguan pembulu darah otak yang sifatnya mendadak. Ada dua jenis stroke yang dikenal yaitu; 1) stroke karena sumbatan atau ischemic stroke, dan 2) stroke karena pecahnya pembulu darah atau hemorrhagic stroke.
Ada yang perlu diwaspadai pada stroke; 1) Adanya kelemahan pada separuh wajah, biasanya diikuti mata sulit memejam. 2) Kelemahan pada salah satu anggota tubuh atau lengan. 3) Gangguan bicara termasuk sulit menankap kata. Menurutnya, penanganan stroke yang paling bagus adalah segera di bawah ke tempat yang tepat, yaitu rumah sakit.
Kunci sehat menurutnya yaitu; 1) memperhatikan tulang belakang atau spine. Biasakan duduk dengan tegak tidak membungkuk dan sebagainya, apalagi saat di depan laptop atau memegang handphone. 2) memperhatikan sirkulasi darah yang bisa dijaga dengan aktivitas yang bagus, supaya pompa jantung berfungsi dengan optimal.
Acara webinar tersebut diakhiri dengan penandatanganan nota kesepahaman antara UNESA dengan PT Kortex Global Sejahtera yang disaksikan oleh peserta dan tamu undangan yang dihadiri banyak pihak. Mulai dari jajaran pimpinan UNESA, direktur, ketua jurusan, jajaran dekan selingkung UNESA. Selain itu juga dihadiri jajaran Pusat Kajian Ilmu Keolahragaan UNESA, pimpinan Kortex, Brain Spine Indonesia, National Hospital Surabaya dan dari Edelweiss Hospital.
Dr. Agus Chairul Anab, Sp., BS., Direktur PT Kortex Global Sejahtera menyatakan bahwa MoU tersebut dalam rangka upaya kerja sama peningkatan kualitas kesehatan. Kortex adalah penyedia layana kesehatan yang bergerak dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. “Semoga kerja sama ini membawa manfaat untuk meningkatkan kualitas masyarakat Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya,” harapnya. [Humas UNESA]
Share It On: