Pengamat maritim Lemhannas RI Dr. Capt. Marcellus Jayawibawa, S.SiT, M.Mar (kiri); dan Dekan FIP, Prof. Dr. Moch Nursalim, M.Si (tengah), bersama moderatos (kanan) dalam sesi penyampaian materi Seminar Kebangsaan.
Unesa.ac.id. SURABAYA–Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan Seminar Kebangsaan secara hybrid di Auditorium lantai 11 Rektorat Kampus 2 Lidah Wetan, pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Seminar ini merupakan penutup dari serangkaian agenda Bulan Pendidikan Merdeka Belajar yang diinisiasi FIP UNESA 2024 sekaligus untuk memperingati Hari Kelahiran Pancasila (1 Juni).
Kegiatan tersebut mengusung tema "Gerakan Nasional Pemuda Sebagai Penggerak Transformasi Digital Untuk Memperkuat Komitmen Kebangsaan: Tantangan, Peluang, dan Rekonstruksi Pendidikan di Revolusi Industri 5.0".
Tiga narasumber hadir dalam kegiatan ini yaitu Dr. Capt. Marcellus Jayawibawa, S.SiT, M.Mar, pengamat maritim dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI; Defriyani Yuda Putri, S.T., M.Si, pemerhati implementasi nilai-nilai Pancasila di dunia pendidikan; dan Prof. Dr. Moch Nursalim, M.Si, pakar sekaligus dekan FIP UNESA,
Pada sesi pertama, Marcellus menyampaikan seputar peran pemuda era digital untuk memperkuat komitmen kebangsaan. Menurutnya, peran pemuda, tidak lepas dari arah dan laju bangsa Indonesia ke depan. Generasi muda harus bisa meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia yang sangat besar potensinya, termasuk di sektor maritim.
Potensi ekonomi maritim Indonesia kurang lebih Rp1.500 Triliun per tahun, yang baru digunakan yaitu sekitar Rp150 Triliun atau sekitar puluh persen per tahun, itupun baru dalam bentuk sumber daya alam murni.
"Seperti ikan baru ditangkap langsung dijual. Padahal, harusnya, akademisi bisa mengkaji bahwa bukan ikan saja yang bisa dijual, tetapi bisa jadi berbagai produk olahan ikan lainnya. Namun, bagaimana caranya? Nah, di sinilah peran anak-anak muda untuk memaksimalkannya," ucapnya.
Misi pendidikan Indonesia ke depan, misalnya melalui Kemendikbudristek yaitu memaksimalkan peran pemuda lewat upaya peningkatan akses, relevansi dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
Pengamat maritim Lemhannas RI, Dr. Capt. Marcellus Jayawibawa, S.SiT, M.Mar; dan Dekan FIP, Prof. Dr. Moch Nursalim, M.Si., menunjukkan dokumen kerja sama usai MoU disaksikan pejabat, koorprodi dan dosen selingkung FIP.
Upaya tersebut menargetkan agar pada 2030, ekonomi Indonesia masuk di peringkat ke-7 dunia, dan pada 2050 bisa masuk ke-4 dunia. Untuk sampai ke sana, tentu ada beberapa tantangan yang harus disikapi yaitu SDM, daya saing, dan inovasi yang perlu ditingkatkan.
"Saya mengatakan, pada 2045 tulang punggung Indonesia untuk masalah ekonomi itu pasti berasal dari ekonomi biru, ekonomi maritim. Karena, hanya sepertiga saja wilayah daratan kita. Itu pun sudah habis dieksploitasi, tetapi wilayah lautan belum memaksimalkan. Perlu diingat, bahwa penentu utama Indonesia Emas 2045 adalah transformasi digital," tegasnya.
Pada sesi kedua, Defriyani Yuda Putri memberikan penguatan seputar penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dia menekankan, anak-anak muda bangsa Indonesia harus menjadi agen transformasi digital yang mampu memahami nilai Pancasila, menerapkan sikap sesuai nilai Pancasila.
Sikap berdasarkan nilai Pancasila bisa diterapkan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan di lingkungan kampus bagi para civitas. Sikapnya, seperti saling menghargai, toleransi, menjaga lingkungan, berbuat baik kepada orang tua, tetangga dan teman-teman atau kerabat.
Selain itu, juga menjaga hubungan baik dengan sesama, terlibat dalam kegiatan sosial yang positif, terlibat dalam agenda bersama demi bangsa dan negara. "Dalam konteks transformasi digital, anak-anak muda perlu memiliki soft skill dan hard skill yang didasarkan pada semangat dan nilai-nilai Pancasila," pungkasnya.
Pada sesi ketiga, Dekan FIP Prof Nursalim memaparkan seputar transformasi digital yang diawali dengan penunjukkan contoh perubahan perilaku manusia karena teknologi. Namun, di sisi lain, teknologi justru membantu manusia dalam pekerjaannya.
"Apa yang dilakukan di internet itu selalu meninggalkan jejak digital dan berkaitan dengan keamanan data atau privasi. Selain itu ada banyak tantangan lain, termasuk etika berinternet. Saya kira, anak-anak muda bisa memanfaatkan internet dan dunia digital untuk meningkatkan produktivitas, inovasi dan kontribusi," tukasnya.
Dr. Syunu Trihantoyo, S.Pd., M.Pd. selaku ketua pelaksana Bulan Pendidikan 2024 menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seminar kebangsaan, tetapi juga terdapat kegiatan pelaporan seluruh rangkaian bulan pendidikan tahun 2024 ini.
Kegiatan ini diakhiri dengan penandatanganan kerja sama antara Dekan FIP UNESA dengan Dr. capt. Marcellus Jayawibawa S.SiT, M.Mar dilanjut penyerahan dokumen gelar karya mahasiswa kepada seluruh koordinator program studi selingkup FIP.
Selanjutnya, penyerahan juara gelar karya dimana juara 1 diraih oleh Program Studi S1 PG-PAUD, juara 2 diraih oleh S1 Manajemen Pendidikan dan juara 3 disabet oleh PGSD.[]
***
Reporter: Mochammad Ja'far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: