Makassar Universitas Negeri Surabaya mendelegasikan 4 mahasiswa dan 1 alumni mahasiswa bidik misi untuk mengikuti Silaturrahim dan Musyawarah Nasional Permadani Diksi Nasional 2015. Sebanyak 70 perguruan tinggi menghadiri kegiatan tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan di Universitas Hasanuddin Makassar selama 8 12 April 2015. Ini merupakan ajang musyawarah sekaligus silaturrahim antara mahasiswa dan alumni bidik misi yang ada di seluruh Indonesia. Widyo Winarso, Kepala Sub Direktorat Kemahasiswaan Dikti menjelaskan, bidik misi adalah suatu program bantuan biaya pendidikan yang diberikan dari pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2010 kemarin. Bantuan ini ditujukan kepada mahasiswa-mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi serta aktif dalam kehidupan kampus. Untuk beasiswa bidik misi sendiri ialah beasiswa yang diberikan sejak calon mahasiswa dinyatakan diterima di pergruan tinggi selama delapan semester untuk program Diploma IV dan S-1, dan selama enam semester untuk program Diploma III dengan ketentuan penerima beasiswa berstatus mahasiswa aktif. "Para mahasiswa harus terwadahi ketika sedang menjadi mahasiswa maupun yang telah menjadi alumni bidik misi. Para alumni akan tersebar dipenjuru Indonesia dan tidak dapat dimungkiri bahwa alumni mahasiswa bidik misi banyak yang melanjutkan ke jenjang selanjutnya baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu, perlu adanya suatu wadah untuk menjadikan mahasiswa bidik misi menjadi satu dalam sebuah perhimpunan atau organisasi nonpolitik (Permadani Diksi Nasional)," ujarnya. Syamsu Rijal, Wakil Walikota Makassar menjelaskan mahasiswa adalah agen perubahan, peran sebagai seorang mahasiswa tidaklah mudah. Mereka harus rela menyisihkan waktu luang dan waktu bermain mereka karena metode pembelajaran yang sudah tidak sama lagi dengan siswa pada umumnya. Mahasiswa merupakan harapan bangsa. Di pundak mahasiswa kemajuan suatu bangsa akan dipegang. Karena mahasiswa merupakan elite pemuda yang terdidik. "Oleh karena itu mahasiswa mempunyai peran strategis dari elite generasi muda suatu bangsa. Sebuah ungkapan menyatakan bahwa generasi muda merupakan sumber insani pembangun. Dan mahasiswa ada di dalamnya," terangnya. Drs. Rahmat Basuki, M.M, Kabag. Kemahasiswaan menjelaskan para mahasiswa bidik misi harus bisa membagi waktu antara pendidikan dan organisasinya. Apabila mahasiswa tidak dapat membagi waktu, maka mahasiswa tersebut akan molor studinya. "Mahasiswa bidik misi harus pintar dalam menggunakan waktu ketika menempuh studi. Apabila mahasiswa studinya molor maka beasiswanya akan dicabut. Jangan terlalu fokus di organisasi karena tugas utama mahasiswa bidik misi adalah studi tepat waktu," tuturnya. (rus/SR)