www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya-Mitra Kunci, Inisiatif dari Badan Pembangunan International Amerika Serikat (USAID) untuk ketenagakerjaan inklusif di Indonesia mengadakan acara temu media bertema “Kewirausahaan dan Pengembangan Orang Muda untuk Ketenagakerjaan Inklusif” bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset. dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) pada hari Rabu (16/6/2021).
Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek RI yang turut hadir pada kesempatan itu menyatakan bahwa mahasiswa memerlukan program kewirausahaan di kampus sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga nantinya bisa menjadi tulang punggung pembangunan melalui kemandirian ekonomi bangsa. “Mahasiswa bisa menjadi penggerak ekonomi bangsa setelah pandemi dan mendukung kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka,” ujarnya
Ia melanjutkan bahwa terdapat empat kegiatan unggulan yang digaungkan dalam program MBKM. Ada workshop kewirausahaan, kegiatan bisnis manajemen mahasiswa Indonesia (KBMI), akselerasi star-up mahasiwa Indonesia (ASMI), pendampingan wirausaha mahasiswa Indonesia (PWMI) dan program holistik pembinaan dan pemberdayaan desa (PHP2D).
Sementara itu, Lensi Mursida dari USAID Mitra Kunci menjelaskan tentang program Kuliah Kerja Nyata dan Praktik Kerja Lapangan Tematik Kewirausahaan (KKN dan PKL TKWU). Ia menambahkan bahwa kegiatan utama dalam program tersebut ialah pengembangan model kurikulum dan pengembangan kewirausahaan, pengembangan modul KKN TKWU, dan pelatihan para dosen pembimbing lapangan dan mahasiswa.
Selain itu, juga ada program pelaksanaan dan dokumentasi, dan pengembangan e-learning KKN TKWU melalui Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA). SPADA ini selain bisa digunakan oleh mahasiswa juga bisa untuk umum.
Dalam program tersebut, tambah Lensi, sudah ada sekitar tujuh universitas mitra dan politeknik dengan total 33.816 mahasiswa yang sudah melaksanakan KKN TKWU di lebih dari 1.400 desa dari 27 kabupaten di tiga provinsi. Tujuannya ialah sebagai upaya peningkatan kapasitas usaha yang ada, memulai usaha, dan bantuan teknis. “Bantuan teknis dalam program ini maksudnya pengembangan model bisnis, branding dan marketing, serta menghubungkan ke rekan bisnis serta market place,” terangnya.
Ia juga memaparkan tentang hasil tracer study yang menyasar responden sebanyak 3.306 (mahasiswa). Hasilnya, sebanyak 14 persen responden memilih usaha mandiri (berwirausaha), 15 persen bekerja dengan orang lain, dan 71 persennya belum bekerja.
Dari data tersebut, menurutnya, program KKN TKWU ini menuntut mahasiswa untuk berkontribusi dan memulai usaha sehingga bisa menambah kepercayaan diri mahasiswa lainnya dalam berusaha serta menjadi salah satu komponen penting dalam perkembangan dan kemajuan perekonomian Indonesia.
Dalam temu media itu, terdapat sesi bincang-bincang tentang praktik KKN TKWU di tujuh universitas yang melibatkan Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Pandjadjaran, Universitas Kuningan, Universitas Suryakancana, Universitas Siliwangi, Universitas Jember, dan Universitas Muhammadiyah Malang. (Madina)
Share It On: