Unesa.ac.id, Surabaya–Tumbuhan alang-alang, krokot serta rumput gandum oleh sebagian orang dipandang sebagai tanaman liar dan tanaman pengganggu. Namun, di tangan Prabu Panendya Firdaus Putra Aglar, tumbuhan tersebut bisa diolah menjadi minuman.
Minuman yang berhasil diciptakan siswa kelas V SD Labschool Unesa 2 Lidah Wetan ini diberi nama Teh ALOTGAN. Istilah ALOTGAN sendiri merupakan gabungan huruf dari nama bahan dasar yang digunakan, yakni alang-alang (AL), krokot (OT), dan rumput gandum (GAN).
Berkat inovasinya, siswa yang akrab disapa Prabu ini berhasil lolos dalam seleksi Pangeran dan Lingkungan Hidup 2021 untuk siswa SD yang diadakan oleh Tunas Hijau.
Mulanya, Prabu beserta guru pendampingnya melihat lingkungan sekolah yang banyak ditumbuhi alang-alang dan krokot. Tanaman tersebut sering diabaikan dan tidak dimanfaatkan untuk sesuatu yang berguna. “Jadinya sering dibersihkan lalu dibuang. Karena penasaran, kita coba teliti, dan ternyata tanaman tersebut banyak manfaatnya,” kata Prabu.
Hasil penelitian yang ia lakukan bersama guru pendamping, bahan dasar teh ALOTGAN memiliki banyak kandungan, seperti antioksidan, antimikroba, antiinflamasi, Omega 3 yang tinggi. “Khasiatnya bisa untuk menurunkan kolesterol dan menyeimbangkan kadar gula darah,” tukasnya.
Selain memanfaatkan tanaman yang tumbuh liar tersebut, Prabu coba pun menanam alang-alang, krokot dan rumput gandung memanfaatkan pekarangan rumah dan sekolah.
Hingga saat ini, ia sudah membuat 100 pcs lebih teh ALOTGAN untuk kepentingan promosi dan pengujian. Promosi yang sudah ia lakukan tidak hanya melalui sosial media saja, tetapi beberapa kali juga terjun langsung ke masyarakat.
“Selain promosi di sosial media, juga pernah sosialisasi langsung ke masyarakat di Jetis Kulon selaku pemenang SSC 2020 (kampung adopsi). Saya juga sempat menyosialisasikan produk ini di Bis Surabaya,” lanjut Prabu.
Tidak hanya olahan teh saja yang sudah diciptakan oleh Prabu, ia juga berinovasi dengan memanfaatkan cangkang telur yang tidak terpakai sebagai pupuk organik dan minyak jelantah sebagai bahan pembuatan sabun.
Lewat proyek utama Teh ALOTGAN, Prabu berharap produk olahannya menjadi salah satu minuman yang sehat dan berkhasiat. Ia juga berharap, apa yang ditekuni dan dihasilkannya lewat ajang pemilihan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup bisa memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan masyarakat.
“Semoga bisa jadi duta lingkungan dan dapat mengajak teman dan masyarakat pada umumnya untuk sama-sama peduli terhadap lingkungan sekitar, terlebih lagi bisa menjadikan Labschool Unesa sebagai sekolah Adiwiyata,” harapnya.
Ketua BPS Labschool Unesa, Prof. Dr. Roesminingsih, M.Pd., mengapresiasi dan mendukung penuh kreasi dan inovasi salah satunya siswanya ini. Bahkan digelar sosialisasi khusus yang dihadiri oleh perwakilan LPPM Unesa pada Selasa (4/5/2021).
Dalam sosialisasi ini juga turut hadir Kepala Pusat Riset dan Penguatan Inovasi, Prof. Dr. Sari Edi Cahyaningrum, M.Si., Kepala Pusat HKI dan Sertifikasi Produk Inovasi, Prof. Dr. Tukiran, M.Si., dan seluruh kepala Sekolah Labschool naungan Unesa.
“Labschool ini berada di bawah naungan Unesa. Unesa sendiri memiliki LPPM yang merupakan lembaga penelitian yang bisa menjadi pendamping dan tempat konsultasi bagi anak-anak yang memiliki temuan, kreasi atau inovasi tertentu,” ujar Roesminingsih.
“Kita juga upayakan agar produk atau inovasi anak-anak kita bisa mendapat hak paten, termasuk karya Prabu yang akan terus kita dorong untuk dikembangkan ke tahap yang lebih lanjut dan diupayakan agar produknya bisa mendapatkan HAKI dan paten,” lanjutnya.
Roesminingsih juga mengatakan bahwa produk tersebut, nantinya bisa menjadi keunggulan Unesa dan Labschool Unesa. Ia mengajak seluruh kepala sekolah Labschool dibawa naungan Unesa untuk terus berinovasi dan mendorong siswa untuk terus melahirkan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat. “Segala bentuk prestasi dan inovasi anak-anak maupun guru Labschool Unesa bisa memberikan nilai tambah bagi Unesa dalam rangka menuju PTN-BH,” pungkasnya. (Suryo/zam)
Share It On: