www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kependudukan UNESA menggelar Workshop Karya Tulis Ilmiah Virtual bertajuk “Build Talented Young Generation with a Scientific Papers” pada 1-2 Oktober 2021. Kegiatan diikuti mahasiswa serta masyarakat umum itu menggunakan model hybrid. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan mengenai pembuatan KTI.
Sebagai pemateri, hadir Siti Maizul Habibah, S.Pd., M.A., selaku dosen prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UNESA. Acara dibuka oleh Pembina UKM Kependudukan UNESA yakni Ali Imron, S.Sos., M.A. Pada kesempatan itu, ia menyampaikan tentang kegiatan dan kontrak pelatihan. Ada beberapa hal yang akan dipelajari dalam rangka untuk membangun sebuah artikel ilmiah yang benar-benar sesuai dengan standar dan prosedur ilmiah. “Output dari kegiatan ini adalah artikel ilmiah yang siap dipublikasikan di dalam bentuk buku bunga rampai ber-ISBN,” ujarnya.
Siti Maizul Habibah, S.Pd., M.A., memaparkan ragam, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah. Menurutnya, karya tulis ilmiah dibagi berdasarkan jenisnya dan fungsinya. Untuk itu, dapat ddibedakan tulisan ilmiah dengan nonilmiah yang terletak pada sistematika penulisannya. “Kriteria tulisan ilmiah itu harus ada keterbaruhan, berdasarkan fakta, tulisannya efektif dan efisien, jujur, lugas, tidak bermotif pribadi, dan sebagai tempat untuk menyampaikan kritik timbal balik,” jelasnya.
Ia melanjutkan, cara memperoleh pengetahuan dalam menulis karya ilmiah bisa melalui metode ilmiah atau metode nonilmiah. “Nah, indikasi atau penciri khusus dari penulisan metode ilmiah adalah pengambilan keputusan harus berdasarkan logika yang benar, sedangkan metode nonilmiah tidak didasarkan pada keputusan yang logis,” terangnya.
Pada umumnya, karya tulis ilmiah memiliki format yang terdiri dari judul, abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka. Namun, sistematika karya tulis ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk bunga rampai memiliki perbedaan unsur. Untuk komposisi bagian tulisan dalam KTI harus proposional dan penerapan gaya bahasa mengikuti kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. “Isi yang ada pada KTI adalah hasil dan pembahasanya lebih proposional, dan kaidah gaya bahasa yang dulunya berpedoman dalam EYD sedangkan sekarang berdasarkan PUEBI,” katanya.
Workshop itu akan berlanjut pada tanggal 2 Oktober dengan materi teknik menyusun parafrase, penelurusan, pengutipan, dan daftar pustaka melalui Mendeley, menyusun KTI pendahuluan, dan menyusun KTI metode yang dipandu oleh Ali Imron, S.Sos., M.A. Kegiatan ini tetap berlanjut sampai Sabtu, 30 Oktober 2021 dengan agenda presentasi hasil dari peserta workshop. (Esti)
Share It On: