www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, NGAWI -Guna meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam menyusun karya ilmiah, tim dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan pelatihan penulisan karya ilmiah untuk para guru di SMAN 1 Ngawi.
Pelatihan dilakukan secara bertahap; mulai dari tahap teori, praktik hingga pendampingan yang dimulai pertengahan Juni lalu dengan melibatkan 70 peserta.
Prima Vidya Asteria, S.Pd., M.Pd., ketua pelaksana mengatakan bahwa pelatihan tersebut dikemas dengan pendekatan yang mudah dipahami guru. Setelah tahapan teori, para guru langsung praktik membuat karya ilmiah yang dibimbing langsung para pakar di bidangnya.
Pakar yang terlibat seperti Prof. Dr. Setya Yuwana S, M. A. dan Dr. Budinuryanta Yohanes, M. Pd., yang memberikan materi terkait pemahaman dan urgensi penulisan artikel. Juga ada Dr. Agusniar Dian Savitri, M. Hum., yang memberikan pendampingan penyusunan artikel ilmiah dan Prima Vidya Asteria, S. Pd., M. Pd., yang juga memberikan pendampingan pencegahan plagiasi.
Sedangkan Dr. Resdianto Permata R, M. Pd., turut memberikan pendampingan terkait publikasi artikel ilmiah. Pemateri dan pendamping ini, kata Prima merupakan pakar-pakar berpengalaman dalam melatih guru–guru SMP di Surabaya dalam menulis karya ilmiah.
“Tim ini juga pernah melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar menulis cerita anak berbasis pendidikan nilai sosial sebagai upaya pemertahanan kearifan lokal bagi siswa sekolah dasar sebelumnya,” ucapnya.
Arah kegiatan tersebut di antaranya para guru bisa menghasilkan masing-masing satu karya ilmiah. Karena itu, pendampingan terus dilakukan secara bertahap hingga karya tersebut layak dipublikasikan di jurnal nasional.
“Tidak mudah. Namun, kami menggunakan metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan penulisan para guru lewat diskusi, penugasan hingga unjuk kerja,” terang Prima kembali.
Dia berharap pelatihan tersebut bisa memotivasi dan memudahkan para guru di Ngawi dalam menulis karya ilmiah dan bisa rutin publikasi di jurnal-jurnal nasional. Dengan begitu, secara tidak langsung kegiatan tersebut mendorong peningkatan literasi dan kompetensi guru di sana.
“Kami harapkan, guru selain mengajar juga punya karya ilmiah yang bisa dibanggakan oleh guru maupun sekolah itu sendiri. Karya ilmiah tidak perlu tinggi. Bisa didasarkan pada kegiatan belajar dan mengajar di kelas dan mata pelajaran yang guru ampu. Perlahan kami coba arahkan ke sana,” kata dosen FBS tersebut. [HUMAS UNESA]
Penulis: Hasna
Editor: @zam Alasiah*
Foto : Dokumentasi tim PKM
Share It On: