Tim delegasi UNESA yang mempromosikan Teknologi SIDIA di Forum Internasional
Unesa.ac.id. SURABAYA—Delegasi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) sukses mempresentasikan artikel berjudul "Digitalization of Religious Subject Learning to Promote Interreligious Studies for University Students" pada Hatyai Songkhla International Conference 2024 yang berlangsung pada 19 Oktober 2024. Konferensi ini diselenggarakan oleh Rajamanggala University of Technology Krungthep, Thailand, dan dihadiri oleh akademisi serta peneliti dari berbagai negara.
Tim delegasi UNESA yang terlibat dalam presentasi ini terdiri dari Dwi Anggorowati Rahayu, Afifan Yulfadinata, Alim Sumarno, Anung Priambodo, Ainur Rifqi, dan Anik Wahyuningsih dari Direktorat Transformasi Pendidikan dan teknologi Pembelajaran. Konferensi ini mengusung tema “Interreligious Dialogue for Reconciliation and Resilience: Southeast Asia Focus,” bertujuan untuk membahas peran dialog lintas agama dalam mempromosikan perdamaian dan ketahanan sosial di tengah keberagaman.
Alim Sumarno menekankan bahwa hasil penelitian ini mengedepankan teknologi pembelajaran, khususnya Sinau Digital UNESA (SIDIA), serta penggunaan media sosial dalam konteks mata kuliah agama di UNESA. Penelitian ini melibatkan metode kualitatif melalui wawancara dengan mahasiswa dan dosen, serta metode kuantitatif dari survei evaluasi dosen, yang mengevaluasi aktivitas dan persiapan dosen dalam pembelajaran berbasis SIDIA dan media sosial.
Suasan Konferensi di sidang utama membahas Interreligius
Dalam presentasinya, Dwi Anggorowati Rahayu menyoroti pentingnya digitalisasi dalam pembelajaran mata kuliah agama untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi antaragama di kalangan mahasiswa. Dengan memanfaatkan teknologi digital, mahasiswa dapat mengakses berbagai sumber belajar yang kaya dan beragam, mendukung dialog antarbudaya dan antaragama.
Ainur Rifqi menambahkan bahwa presentasi ini sangat relevan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-4, yang menekankan pentingnya pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil. Digitalisasi pembelajaran agama tidak hanya meningkatkan aksesibilitas pendidikan, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar dengan pendekatan yang lebih interaktif dan kolaboratif.
“Melalui digitalisasi, kami dapat memperluas wawasan mahasiswa mengenai beragam perspektif keagamaan dan membangun toleransi di masyarakat yang semakin plural. Berbagi Praktik Baik: Dengan menunjukkan hasil penerapan SIDIA dan media sosial di kampus, tim UNESA bertujuan memberikan inspirasi kepada institusi lain untuk mengadopsi atau mengembangkan sistem serupa, sehingga dapat memajukan pendidikan berbasis teknologi di berbagai negara, ungkap Afifan Yulfadinata.
Seluruh delegasi dari berbagai negara bergabung dalam konferensi ini.
Presentasi ini mendapat apresiasi dari para peserta di sesi paralel, karena melibatkan teknologi pembelajaran inovatif yang dikembangkan oleh UNESA. Harapannya, teknologi ini dapat diimplementasikan oleh perguruan tinggi di berbagai negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan mampu menghadapi tantangan sosial, khususnya dalam konteks pendidikan.
Anung Priambodo menambahkan bahwa konferensi ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak kolaborasi internasional dalam bidang pendidikan serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang menghargai keragaman dan inklusivitas.[]
***
Penulis dan foto: Delegasi UNESA untuk Hatyai Songkhla International Conference 2024
Share It On: