www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya – Tim Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap perkembangan program pembinaan atlet DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) di sentra Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Terbaru, tim tersebut monev ke UNESA pada 14-15 Desember 2022.
Tim monev tersebut dipimpin langsung Dr. M. Aziz, M.Pd. Dia mengatakan, monev kali ini termasuk lanjutan dari monev yang dilakukan pada Juli 2022 lalu. Kali ini, pihaknya lebih fokus ke pemantapan terkait sistem monitoring program keseharian dan proses belajar mengajar para atlet.
“Kegiatan monev ini berlangsung selama dua hari untuk peninjauan tempat-tempat latihan atlet, di antaranya Lapangan taekwondo, Kolam Renang, Lapangan Panahan, dan Asrama Atlet, ruang makan atlet. Hasil dari monev ini tentu menjadi salah satu pertimbangan dalam merencanakan penambahan cabor yang dibina di sentra UNESA,” paparnya.
Sementara itu, Rektor UNESA, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., memberi motivasi kepada seluruh tim yang terlibat dalam program DBON tersebut. “Program ini berkelanjutan dan punya misi yang jelas untuk beberapa tahun ke depan. Tujuan kita olimpiade. Karena itu diperlukan kerja nyata dan konsistensi untuk mengawal para atlet tersebut. Kunci sukses berlangsungnya DBON adalah kejujuran dan sikap untuk tidak main-main dalam proses pengerjaannya,” tandas Cak Hasan.
Hijrin Fithroni, S.Or., M.Pd., yang juga ikut andil dalam sistematika pangkalan big data atlet sentra DBON, memaparkan, dia beserta timnya merancang sebuah platform digital yang diberi nama Antimos (Atlet Training Monitoring System). Platform tersebut digunakan untuk membantu program latihan yang diberikan pelatih kepada atlet agar dapat termonitor secara sistematis setiap harinya di lapangan.
Dalam inovasinya itu terdapat ragam rumus, formula hingga grafik data yang signifikan mengenai perkembangan atlet pada faktor-faktor aktivitas secara rinci dan jelas sehingga memudahkan pelatih dalam memonitor para atlet tersebut. “Kami berharap platform ini ke depannya tidak hanya digunakan untuk internal UNESA saja, melainkan dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam skala nasional,” ungkapnya.
Kepala Sekolah SMP Labschool Unesa 3 Surabaya Dian Hijrah Saputra, S.Pd., M.M., menyebutkan bahwa, program atlet selain latihan fokus ke cabornya masing-masing, juga tetap mendapatkan pembelajaran sekolah dengan skema khusus. Kurikulumnya pun dirancang khusus, tidak sama sebagaimana yang dipelajari oleh siswa reguler pada umumnya.
“Karena mereka adalah siswa dengan kategori khusus, maka dalam pembelajarannya kita menggunakan perangkat berupa modul materi pembelajaran yang sesuai dengan cabor yang dikuasai, seperti panahan, renang, dan taekwondo,” ucapnya.
www.unesa.ac.id
Sementara itu, Manajer Teknik DBON UNESA, Dr. Dwi Cahyo Kartiko menjelaskan bahwa untuk menuju sukses Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) perlu dibentuk sentra-sentra di masing-masing perguruan tinggi yang telah ditunjuk kemenpora. Sentra tersebut bernama SLOMPN yang merupakan kepanjangan dari Sentra Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional. “Unesa sendiri telah meluncurkan logo SLOMPN dengan tiga komponen yakni perisai, pita, dan bendera,” ungkap Dwi Cahyo.
Cahyo menjelaskan, perisai pada logo tersebut, menggambarkan kegigihan, ketahanan, serta kesatuan dan percaya diri saat menghadapi ancaman dan bahaya. Sedangkan pita pada logo tersebut menggambarkan pengikat atau pemersatu. Sementara bendera pada logo tersebut menggambarkan bentuk keberagaman atau kebebasan. “Kita sudah mendaftarkan logo terebut ke dirjen HKI,” papar Dwi Cahyo.
Sebagai informasi, program pembinaan atlet DBON sentra UNESA sudah dimulai sejak September 2022 lalu. Ada tiga cabor yang dibina di sentra UNESA yaitu panahan, taekwondo dan renang. Para atlet yang masuk pembinaan pada seleksi batch pertama ini yaitu sebanyak 26 orang. Mereka adalah putra-putri terbaik dari berbagai daerah yang telah melewati proses seleksi ketat. [HUMAS UNESA]
***
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: