Tim PKM menyampaikan materi seputar pembelajaran STEM kepada peserta yang merupakan para guru Sekolah Indonesia Makkah.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Di tengah penetrasi digital yang semakin masif dan kian menantangnya dinamika dunia pendidikan, guru dituntut adaptif dan terus meningkatkan kompetensinya secara berkelanjutan. Hal ini selain bisa dilakukan guru secara mandiri, juga dibutuhkan peran tim pakar perguruan tinggi.
Atas dasar itulah, tim pengabdian kepada masyarakat atau PKM internasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan pelatihan pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics di Sekolah Indonesia Makkah (SIM).
Pelatihan yang diketuai guru besar FMIPA, Rooselyna Ekawati ini diikuti sebanyak 25 guru SIM tingkat SD, SMP, dan SMA yang ada di Makkah dan Riyadh. Mereka berasal dari rumpun mata pelajaran yang sama dan mengajar lebih dari satu mata pelajaran.
"Dari aspek kebutuhan dan sistem pembelajaran di SIM, guru di sana perlu menggunakan pembelajaran berbasis STEM yang mudah direncanakan dan dilaksanakan. Itulah mengapa kami memberikan pelatihan ini," ucapnya.
Tim PKM, Sifak Indana menuturkan bahwa pembelajaran STEM memiliki beberapa karakteristik unggulan yang membedakannya dengan pendekatan pembelajaran lain, di antaranya, terintegrasi, berpusat pada siswa, dan siswa didorong untuk bertanya, menyelidiki, dan menemukan jawaban secara mandiri.
Selain itu, pembelajaran ini juga berbasis masalah. Dengan kata lain, para siswa belajar langsung menyelesaikan masalah di dunia sekitar. Selanjutnya, pembelajaran ini kontekstual atau berkaitan dengan keseharian siswa.
Tim PKM FMIPA UNESA bersama para pengurus dan guru Sekolah Indonesia Makkah.
"Sisi menarik dari STEM yaitu melibatkan aktivitas eksperimen, perancangan dan pembuatan prototipe, yang bisa diterapkan ketika berkaitan dengan teknologi. Dan pembelajaran ini mendorong pengembangan keterampilan abad ke-21 siswa," bebernya.
Selain penyampaian materi, tim PKM juga memberikan bimbingan, dan pelatihan berkelanjutan melalui lembar kerja peserta PKM untuk para guru agar mudah mengembangkan pembelajaran STEM dalam bentuk modul ajar.
Sebagai penguatan, pelatihan ini juga terdapat sesi diskusi tentang penerapan pembelajaran STEM, dan kurikulum merdeka. Tindak lanjut pelatihan ini ke depan juga tak luput dari pembahasan diskusi.
Rudianto Artiono, tim PKM menambahkan bahwa semangat kurikulum merdeka ialah untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna. Selain itu, lebih fleksibel dan menitikberatkan pada pengembangan kompetensi siswa secara holistik.
Kurikulum merdeka mendorong pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan, serta mendorong pengembangan kompetensi mutakhir siswa seperti komunikasi, koordinasi, kreativitas, dan berpikir kritis.
Pada sesi akhir PKM, tim FMIPA UNESA dan SIM sepakat menjalin kerja sama lebih lanjut melalui penandatanganan MoU antara kedua belah pihak. Kerja sama ini berkaitan dengan agenda pengabdian dan kegiatan akademik lainnya, seperti program mobilitas mahasiswa misalnya.
Pihak SIM dengan senang hati adanya pelatihan tersebut, dan menyampaikan kesiapannya untuk menerima mahasiswa yang dikirim UNESA, baik dalam skema PLP atau magang di sana.[*]
***
Penulis: Tim PKM FMIPA UNESA
Editor: @zam*
Foto: Tim PKM FMIPA UNESA
Share It On: