www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id-Surabaya, Menanam merupakan kegiatan menyenangkan bagi orang-orang yang hobi bertanam. Kegiatan ini tidak hanya disukai kaum hawa, tapi juga digemari kaum adam. Kegiatan menanam ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Dengan menanam, hati akan menjadi senang dan tidak mudah stres sehingga tidak mudah terserang penyakit. Bahkan, menanam juga dapat meningkatkan life skill bagi anak .
Hal itulah yang dilakukan tim PKM Mahasiswa Unesa. Tim PKM Menanam yuk tersebut terdiri atas Moch. Baharudin Yusuf dari S1 (prodi Pendidikan Luar Biasa), Wayu Subandrio (S1 prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi), Aulia Arvina Damayanti (S1 prodi Pendidikan Luar Biasa), Ocka Vivianita Wijaya (S1 prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), dan Widya Safitri Es Salsabila (S1 prodi Pendidikan Biologi). Mereka mengajarkan menanam sayur dalam pot bagi siswa tunanetra dalam rangka meningkatkan life skill anak tunanetra.
Tim PKM memberikan pengajaran menanam sayur dalam pot hanya dengan mencampurkan pupuk organik dan tanah liat 1:1. Hal tersebut akan memudahkan mengajari anak tunanetra dalam rangka membangun life skill anak tunanetra untuk pemula. Setelah itu, mereka diminta melubangi media tanam menggunakan jari dan memasukkan biji sayur yang telah disediakan sebanyak 3-5 butir biji. Jumlah tersebut digunakan untuk mengantisipasi jika ada biji yang tidak subur atau tidak dapat ditumbuh. Selanjutnya, anak-anak diminta menyiram dengan metode cirkuit training.
Tim PKM meyakini bahwa pengembangan kemampuan motorik anak tunanetra dapat dilatih melalui cirkuit training yang diterapkan pada kegiatan menyiram tanaman. Dengan cirkuit training, anak dilatih melakukan aktivitas gerak dengan pola yang berbeda setiap harinya. Salah satu contohnya, pada hari ini anak tunanetra akan menyirami tanaman dengan urutan mengambil air di kamar mandi, lalu disiramkan pada tanaman sawi. Selanjutnya, mereka kembali lagi ke kamar mandi untuk mengambil air, lalu disiramkan pada tanaman kangkung. Dan, yang terakhir kembali lagi ke kamar mandi untuk mengambil air lalu disiramkan ketanaman bayam.
Anak tunanetra memiliki perkembangan mental yang cenderung lebih lama dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Begitupun ketrampilan anak tunanetra dengan anak normal pada umumnya sangatlah berbeda. Namun, dengan bimbingan yang baik dan sabar, tentunya anak tunanetra akan bisa melaksanakan program menanam ini dengan baik dan anak dapat mengeksplor lingkungan sekitar walaupun dengan keterbatasannya. Secara tidak langsung, hal ini akan mengasah kemampuan anak tunanetra dalam bersosialisasi, menguatkan mental anak tunanetra, dan mengasah keterampilan anak tunanetra. Dengan demikian, hal itu akan dapat meningkatkan life skill anak tunanetra dan dapat melatih motorik halus serta motorik kasar anak tunanetra. (Tim PKM Mahasiswa/humas)
Share It On: