Unesa.ac.id, SURABAYA-Gagasan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) patut diacungi jempol. Seperti yang diperlihatkan tiga tim Fakultas Teknik (FT) dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa (LKTIM) di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar Juli lalu misalnya. Mereka mengusung berbagai inovasi penguatan kemaritiman Indonesia.
Tidak heran jika mereka berhasil membawa pulang empat trofi sekaligus. Tim Dewanagari keluar sebagai juara 2 LKTI dan tim Nagabonar juara 3 LKTI plus juara favorit lomba poster. Sementara tim Seawolf juara 1 LKTI.
Pemusnah Kapal Ramah Lingkungan
Dalam lomba yang diikuti puluhan tim dari sejumlah perguruan tinggi tanah air itu, tim Seawolf yang digawangi Rendi Saputra Nugraha prodi S-1 Pendidikan Teknik Elektro (2020) dan Muhammad Ainurrofiq Anwar Buhang prodi S-1 Teknik Informatika 2021 mengusung Smart Anchor Spear.
Smart Anchor Spear merupakan inovasi pemusnahan kapal pelaku illegal fishing yang lebih ramah lingkungan alias tidak berdampak pada kerusakan biota laut. Selama ini, pemusnahan kapal dilakukan begitu saja tanpa mempertimbangkan lebih jauh dampak lingkungan yang ditimbulkan.
“Pemusnahan kapal penting dilakukan sebagai wujud tindak tegas terhadap pelaku illegal fishing. Namun, ya perlu pertimbangan dampak yang ditimbulkan. Atas dasar itulah, kami gagas cara pemusnahan kapal yang lebih ramah lingkungan laut,” ujar Rendi Saputra Nugraha.
Ditambahkan Rendi, senjata Smart Anchor Spear ini berawal dari sharing session bersama teman dan dosennya di kampus. Sebelumnya, ternyata mereka juga sudah merancang senjata pemusnah kapal yang serius, tetapi masih menimbulkan dampak serius bagi biota laut. “Kalau ini lebih efektif dan efisien serta ramah lingkungan. Tapi tentu butuh penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut ke depannya,” ujarnya lagi.
Inovasi Kapal Patroli Berbasis Teknologi
Sementara itu, tim Dewanagari yang terdiri dari Salsabila Romadona mahasiswa S-1 Gizi (2018) dan Vincentius Septian Dwi Saputra prodi S-1 Teknik Mesin (2020) mengusung inovasi “Technology Axe Bow Design” pada kapal patroli pantai di wilayah perairan Indonesia, utamanya di kepulauan Natuna.
Kapal yang dilengkapi dengan teknologi tersebut dilengkapi dengan sistem persenjataan FN Herstal Sea DeFNder 12,7 mm machine gun RWS untuk melumpuhkan kapal sasaran. Selain itu, juga dilengkapi dengan komponen pendukung di antaranya lampu sorot, sirene, megafon serta sistem navigasi berupa radar yang dapat mendeteksi objek atau kapal lain dalam radius 1 km.
Desain kapal yang memiliki kemampuan akselerasi dan kecepatan yang tinggi itu dipercaya mampu memudahkan dan meningkatkan kekuatan patrol di wilayah perairan Indonesia. Dengan begitu, kapal pelaku illegal fishing bisa terlacak cepat dan ditangkap serta tidak ada lagi kapal yang lolos dari kejaran.
“Tentu harapan kami gagasan ini bisa terealisasi untuk memperkuat kedaulatan wilayah perairan Indonesia, utamanya di Natuna dan memaksimalkan potensi hasil laut untuk peningkatan ekonomi biru serta sektor lain ke depannya,” harap Vincentius Septian.
Usung Kapal Patroli Inverted Bow
Tim Nagabonar yang terdiri dari Arsal Naufal Yudhatama prodi S-1 Teknik Mesin (2019) dan Muhammad Axel Radityoadji prodi S-1 Teknik Elektro (2020) mengusung inovasi Inverted Bow atau Kapal Patroli Haluan Terbalik untuk penguatan pertahanan laut Indonesia.
Dijelaskan Arsal Naufal, selama ini, sering terjadi pencurian sumber daya laut Indonesia oleh kapal-kapal asing. Berdasarkan laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan, sepanjang 2021 saja telah terjadi 117 kasus illegal fishing di perairan Indonesia dan kerugian ditaksir sampai triliunan rupiah.
“Kapal para pelaku memang sebagian ditangkap dan ditindak tegas. Namun, ada juga yang berhasil lolos dari kejaran kapal patroli kita,” ujar Arsal Naufal.
Lolosnya para pelaku illegal fishing itu salah satunya dipengaruhi oleh kecepatan kapal yang digunakan tim patroli yang belum mampu mengungguli kecepatan kapal pelaku illegal fishing. Ini bisa disebabkan banyak faktor bisa karena kapasitas mesin dan desain kapal itu sendiri.
Karena itulah, mereka mengembangkan rancangan kapal yang lebih efektif dan efisien serta dilengkapi teknologi tepat guna dalam menjaga pertahanan wilayah laut Indonesia.
“Patroli jadi semakin ketat, kapal-kapal nakal bisa dideteksi dengan cepat dan ditangkap. Kalau nanti diberi tindakan tegas berupa pemusnahan bisa menggunakan inovasi senjata ramah lingkungan yang diusung tim UNESA yang lain,” ujar Syarif. [HUMAS UNESA]
Penulis: Madina
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: