www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Kendati memiliki seabrek tugas sebagai koordinator program studi dan sebagai jalasenastri atau istri sebagai perwira TNI Angkatan Laut, tak menyurutkan semangat Yuli Astutik untuk menyelesaikan studi S-3 Bahasa dan Sastra, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Dia tidak hanya lulus, tetapi juga meraih predikat wisudawan terbaik program doktor dengan IPK sempurna 4,00.
Bagaimana kiatnya? Dijelaskan Yuli bahwa sebagai koordinator prodi Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ada banyak sekali jadwal setiap harinya, baik itu mengajar, meneliti dan mengajar.
Di tengah kepadatan jadwal tersebut, Yuli harus pandai membagi waktunya sedetail mungkin antara jadwal di kampus dan menemani sang suami sekaligus sebagai ibu rumah tangga.
"Banyak sekali tantangannya, tetapi ya kewajiban di prodi harus dijalani, kuliah pun harus dinikmati, meski dengan upaya yang luar biasa," ucapnya.
Perempuan kelahiran 16 Agustus 1984 itu mengungkapkan bahwa selain kuliah doktor di UNESA, dia juga menjalani short course di UTS Insearch Gramedia (UIG) University of Technology Sydney, Australia.
Baginya, menimba ilmu di Negeri Kanguru merupakan kesempatan yang tidak akan terulang lagi. Perempuan yang senang memelihara kucing dan minum kopi itu, membagikan kiat bisa meraih prestasi, di tengah berbagai kesibukan yang dijalani.
www.unesa.ac.id
Pertama, memiliki keyakinan dan semangat tinggi dalam belajar. “Keyakinan itu pilar utama dalam melakukan apapun, kalau diri sendiri sudah tidak yakin dengan apapun, apalagi ketika berkuliah, pasti akan susah untuk ke depannya,” terangnya.
Kedua, mengorbankan waktu tidur untuk menyelesaikan tugas. “Ketika selesai mengajar, saya jarang tidur, bergegas mengerjakan tugas-tugas kuliah. Waktu saya banyak dihabiskan untuk mengejar ilmu,” ungkapnya.
Ketiga, bisa menyeimbangkan diri. “Aktivitas padat membuat sempat tumbang atau kelelahan sampai opname di rumah sakit, karena harus wira-wiri Surabaya-Riau. Namun, saya tidak mau kalah dengan keadaan. Sakit bukan alasan untuk berhenti,” tandasnya.
Keempat, doa dan dukungan orang tua, anak, serta suami. Yuli sempat shock ketika ujian disertasi, karena ibunya kembali masuk rumah sakit, sedangkan dia tidak mendapatkan informasi dari keluarga tentang kondisi ibu.
“Saya baru tahu setelah membaca WA setelah ujian. Tapi saya tahu, maksud suami saya seperti itu, agar fokus melakukan ujian. Terima kasih untuk keluarga tercinta, para pembimbing, dosen dan pimpinan UNESA,” ucapnya.
Sebagai informasi, Yuli Astutik dikukuhkan sebagai wisudawan terbaik dalam Wisuda ke-109 Universitas Negeri Surabaya (UNESA) jenjang Ahli Madya, Sarjana Terapan, Sarjana, Magister dan Doktor di Graha UNESA, pada Kamis (1/2/2024). Pada periode ini, UNESA kukuhkan 1.380 wisudawan yang dua di antaranya raih IPK sempurna, salah satunya ialah Yuli Astutik. []
***
Reporter: Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Yuli Astutik
Sumber: Diolah dari Jurnal Wisuda
Share It On: